Jaringan Pengasuh Pesantren Putri Sukoharjo Terus Bergerak Gelar Istighosah Berharap Pilkada Damai
SUKOHARJO (Soloaja.co) – Jaringan Pengasuh Pesantren Putri Sukoharjo terus bergerak mengkampanyekan Pilkada Damai.
Kampanye yang dilakukan disesuaikan dengan bidangnya, yakni melalui serangkaian kegiatan pengajian, istighosah, sarasehan, dan komunikasi-komunikasi sosial lainnya.
Secara rutin melakukan doa istighosah berkeliling di sejumlah pondok pesantren. Jumat 4 Desember 2020, agenda istighosah dilaksanakan di Ponpes Al-Muayyad, Windan, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.
Tema utama kegiatan mendoakan agar Sukoharjo tetap ayem di tengah kontestasi Pilkada Sukoharjo 2020 ini. Hadir dalam istighosah ini 50 an Ibu Nyai pengasuh Ponpes di Sukoharjo.
“Mari kita berdoa bersama. Bermunajat dengan hati tulus ikhlas. Tetap kita jaga dan perjuangan bersama Kabupaten Sukoharjo yang ayem. Tenterem dan guyub rukun,” ungkap Ibu Nyai Murthofiah Dian, didampingi Ibu Nyai Lilis Agung Suhada dan Ibu Nyai Zeni Luthfiyah.
Ditambahkan Nyai Lilis Agung Suhada, seluruh pihak mesti menempatkan kerukunan sebagai nilai utama ketimbang kepentingan kelompok. Atau, dalam hal ini mungkin kemenangan pasangan calon (paslo) yang didukung.
"Pilkada Sukoharjo harus berlangsung secara damai, ayem tentrem, dan menyenangkan bagi semua. Jauh dari ujaran kebencian dan upaya-upaya provokasi yang memicu keretakan kerukunan masyarakat." Imbuhnya.
Secara umum kepada masyarakat Sukoharjo, dan secara khusus kepada para paslon dan pendukungnya, Jaringan Pengasuh Pesantren Putri Sukoharjo memohon kepada semuanya untuk tidak menggunakan isu-isu agama sebagai alat politik.
Selanjutnya, Jaringan Pengasuh Pesantren Putri Sukoharjo mengajak kepada seluruh masyarakat untuk menghadapi proses pilkada ini dengan cerdas dan bijak. Tidak mudah terprovokasi oleh upaya memecah belah kerukunan dan kedamaian Sukoharjo.
“Hindari perpecahan dan disharmoni antar warga hanya karena berbeda pilihan. Jauhi isu-isu SARA dari perjuangan meraih kemenangan yang bagaimana pun tidak lebih besar dari kedamaian dan kerukunan di Sukoharjo. Bagaimana pun kita adalah saudara sebangsa setanah air, dalam skup wilayah kabupaten yang sama. Sukoharjo tercinta,” ungkapnya lagi.
Nyai Lilis menegaskan perlunya menggelar istighosah untuk melandasari harapan dan perjuangan menjaga kerukunan di Sukoharjo. Sekuat-kuatnya usaha manusia, sehebat-hebatnya perjuangan bersama, masih mungkin muncul kekuatan-kekuatan tak baik yang menginginkan sebaliknya.
“Hanya kepada Allah SWT kita berharap. Memohon ampunan dan kekuatan. Semoga ikhtiar kita bersama mendapat ridhoNya. Amin,” tutupnya.