ISI Solo Gelar Perayaan Hari Tari Sedunia 2025, Ada Sajian Spesial Tari Dari Empat Kerajaan

Kusumawati - Kamis, 24 April 2025 21:47 WIB
ISI Solo gelar Menari 24 jam (soloaja.co)

SOLO (Soloaja.co) - Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta kembali menyemarakkan Hari Tari Sedunia melalui pergelaran akbar 24 Jam Menari yang berlangsung selama tiga hari, 28 hingga 30 April 2025.

Tahun ini menjadi penyelenggaraan ke-19 sejak pertama kali digelar, dan kembali menghadirkan semangat pelestarian serta pengembangan seni tari nusantara yang begitu dinamis dan beragam.

Mengusung tema “Land of 1000 Kingdoms”, event ini melibatkan lebih dari 1.500 penari, 1.000 penyelenggara, serta 19 penari mancanegara dari Thailand dan Malaysia. Acara ini menjadi ajang kolaborasi besar antar komunitas seni, institusi pendidikan, dan keraton di Indonesia.

Ketua panitia, Pramutomo, menyatakan bahwa World Dance Day 2025 bukan sekadar perayaan, tetapi juga menjadi panggung apresiasi, kreativitas, peningkatan jejaring, dan kualitas karya tari yang mendunia.

“Ini adalah event besar jagad tari yang mempertemukan institusi seni, sanggar, budayawan, ilmuwan, dan koreografer dari seluruh Indonesia,” ujarnya.

Acara seremonial dibuka dengan pertunjukan tari dari berbagai daerah, menampilkan kekayaan budaya nusantara yang terus berkembang. Menteri Kebudayaan, Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., turut memberikan pidato budaya sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian seni tari tanah air.

Pergelaran utama berlangsung selama 24 jam nonstop di seluruh ruang pertunjukan kampus ISI Surakarta seperti Teater Besar, Teater Kecil, Pendopo, hingga rumah Gendon Humardani—pendiri ASKI Surakarta yang menjadi cikal bakal ISI.

Penampilan spesial datang dari Keraton Nusantara, dengan empat keraton Jawa turut serta: Keraton Yogyakarta (Serimpi), Pura Mangkunegaran (Kusumo Yudo), Kasunanan Surakarta (Wireng Srimpi), dan Pura Pakualaman (Beksan Floret).

Selain itu, komunitas tari dari berbagai daerah turut meramaikan seperti Komunitas Betawi, Sunda, Barakuda, Hansun Gandrung, dan Seudati dari Aceh.

Nandang Wisnu Pamenang, panitia bagian pertunjukan, menyebutkan bahwa penari dari berbagai wilayah seperti Jakarta, Banyuwangi, Sumedang, NTB, Bali, dan Yogyakarta juga ikut ambil bagian.

Kegiatan ini juga melibatkan kampus dan institusi lain seperti UNS, UMS, UIN RM Said, UGM, UNDIP, Sanata Dharma, hingga Politeknik Kemenkes Yogyakarta.

Selain pertunjukan tari, pada 28 April 2025 digelar seminar nasional bertema kekayaan dan keragaman dunia tari, dari tradisi yang mengakar hingga inovasi yang menggugah, dengan menghadirkan narasumber dari berbagai kota.

Sebagai salah satu penari yang tampil selama 24 jam nonstop, Bagas menceritakan pengalamannya membawakan dua karya sendratari, termasuk “Runyam”, sebuah karya eksperimental yang memadukan tari, teater, dan stand-up comedy yang mengangkat fenomena sosial perempuan masa kini.

Acara ditutup dengan orasi budaya oleh KPH Notonegoro dari Yogyakarta dan pergelaran penutup, disertai bazar industri kreatif yang ikut memeriahkan perayaan Hari Tari Sedunia 2025.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS