Inovasikan Batik Ciprat Karya Difabel, Antar Dian Nugroho Berjaya di Desamind Award
SOLO (Soloaja.co) – Dian Nugroho, guru animasi di SMK Dayawangsa Wonogiri, Jawa Tengah, sukses mengusung Batik Ciprat khas Wonogiri. Bahkan berkat motif batik Ciprat yang di klaim hanya satu satunya tersebut Dian dinobatkan sebagai pemenang Desamind Award 1.0 di Bidang Kewirausahaan Sosial.
"Saat pengumuman terkejut nggak nyangka aja. Sainganya bagus-bagus. Pengumumannya kan sore, pas aku lagi ngajar adik-adik binaan Bintang Timur Foundation (BTF), ada notif Instagram di HP terus aku buka, wah nggak nyangka bisa juara 1, Alhamdulillah,” tutur Dian, Selasa 30 Maret 2021.
Pembuatan Batik Ciprat tersebut melibatkan difabel dalam proses produksinya. Usaha ini terletak di Desa Pucung, Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri yang bernama Sheltered Workshop Peduli (SWP) Karya Barokah. Dian membuat inovasi pada produk dan pemasaran.
“Yang aku inovasi itu di inovasi produk dan pemasaran. Inovasi produk dikombinasikan batik tulis dengan perpaduan warna dan motif berdasarkan ilmuku di seni rupa dulu, kan aku ambil pendalamannya tekstil dan lebih fokusnya batik. Pas juga KKN dulu sama PPM Dikti juga tentang batik di Bayat Klaten. Aku berani jamin ini satu-satunya di Wonogiri bahkan di Indonesia yang batik ciprat disabilitasnya kombinasi batik tulis,” terang Dian.
Batik Ciprat sudah berdiri sejak awal 2018 yang termasuk dari program Desa Pucung untuk mewadahi masyarakat difabel. Di desa ini, terdapat lebih dari 50 orang difabel mulai dari tunagrahita, tunarungu, tunawicara, hingga tunadaksa. Pihak desa pun mewadahi mereka dengan batik ciprat pada akhir 2018 yang mendapatkan pendampingan dari Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BBRSPDI) Kartini, Temanggung Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI).
Sekarang, pemasaran Batik Ciprat adalah instansi pemerintah seperti layanan pembuatan seragam, warga lokal Wonogiri, dan umum. Saat ini, Instagram Batik Ciprat mulai aktif pada akun @batik_ciprat_pucung dan juga laman Facebook pada Batik Ciprat Karya Barokah. Pada akhir bulan lalu, mereka pernah bekerja sama dengan desainer nasional bernama Didiet Mulyana. Bersama Didiet, Batik Ciprat melakukan siaran langsung di Instagram guna kepentingan pemasaran.
Kedepannya, Dian berharap agar batik ciprat karya difabel ini dapat dikenal di kancah nasional mau pun internasional.
“Harapanku sih Batik Ciprat disabilitas ini semakin terkenal di kancah nasional bahkan internasional,” harap Dian, yang siap diwisuda UNS pada bulan Mei nanti.