Indonesia Berhasil Masuk Jadi 10 Besar Negara Penyumbang Produk Manufaktur di Dunia

Redaksi Daerah - Jumat, 22 Desember 2023 16:06 WIB
Top! Indonesia Masuk 10 Besar Negara Manufaktur di Dunia (rekayasa.com)

JAKARTA - Indonesia dikabarkan telah berhasil masuk dalam 10 besar negara penyumbang produk manufaktur dunia, sekaligus satu-satunya negara ASEAN di daftar yang dikeluarkan oleh safeguardglobal.com.

Berdasarkan atas publikasi tersebut, Indonesia telah berkontribusi sebesar 1,4% kepada produk manufaktur global. Posisi prestisius ini merupakan kenaikan yang berarti, karena pada empat tahun yang lalu, Indonesia masih berada di posisi 16.

“Ini merupakan kenaikan tingkat, karena pada tahun ini kita masuk dalam kategori 10 besar. Indonesia merupakan powerhouse manufaktur terbesar di ASEAN,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis, 21 Desember 2023.

Menurut Menperin, posisi Indonesia di jajaran manufaktur dunia diperkuat oleh nilai output industri yang terus meningkat pada periode 2020 hingga September 2023. Di 2020, nilai output industri tercatat US$210,4 Miliar, meningkat ke US$228,32 Miliar pada 2021, dan kembali meningkat sebesar US$241,87 Miliar di tahun 2022.

Sementara, hingga September 2023, nilai output industri telah mencapai sekitar US$192,54 Miliar.

Meningkatnya daya saing sektor industri di Indonesia juga didukung oleh realisasi investasi, baik dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA).

Investasi di sektor industri manufaktur terus menunjukkan peningkatan, dari Rp213,4 Triliun pada 2020, menjadi Rp307,6 Triliun di 2021, kemudian mencapai Rp457,6 Triliun pada 2022. “Pada Januari hingga September 2023, investasi di sektor manufaktur telah tercatat hingga Rp413 Triliun,” jelas Menperin.

Produk industri manufaktur juga terbukti merambah pasar ekspor, ditunjukkan oleh dominasi sektor industri manufaktur pada total ekspor Indonesia. Ekspor industri manufaktur yang pada 2020 tercatat sebesar US$131,09 Miliar, meningkat menjadi US$177,2 Miliar pada 2021.

Di tahun 2022, angka ekspor sektor ini mencapai US$206,06 Miliar atau meningkat 16,29 persen dari capaian di tahun sebelumnya. Sedangkan pada Januari hingga November 2023, angkanya mencapai US$171,23 Miliar.

Produktivitas sektor manufaktur juga berhasil membuka semakin banyak lapangan kerja. Pada masa pandemi Covid-19, jumlah tenaga kerja di sektor ini sebanyak 17,49 juta, kemudian berangsur naik menjadi 18,19 juta di tahun 2021 dan 18,90 juta pada 2022. Terbaru, data Sakernas Agustus 2023 menunjukkan jumlah tenaga kerja sektor industri pengolahan nonmigas sejumlah 19,29 juta pekerja.

Kinerja sektor manufaktur Indonesia yang gemilang, meskipun di tengah perekonomian global yang belum kunjung stabil, dapat menjaga persepsi para pelaku industri mengenai kondisi usahanya. Hal ini ditunjukkan dengan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang selama 27 bulan berturut-turut terus berada di level ekspansi.

“Ini menunjukkan kondisi sektor manufaktur Indonesia yang stabil. Hingga saat ini, hanya ada dua negara di dunia, yaitu India dan Indonesia, yang berada dalam posisi ini,” pungkas Agus.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 22 Dec 2023

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 22 Des 2023

Editor: Redaksi Daerah

RELATED NEWS