Hari Diabetes Sedunia, P&G Health Kampanye Deteksi Dini Risiko Neuropati Diabetik dengan NEUROMETER

Kusumawati - Rabu, 09 November 2022 15:36 WIB
P&G Health Mengajak Masyarakat Memperingati Hari Diabetes Sedunia sebagai Momentum Pentingnya Deteksi Dini Risiko Neuropati Diabetik dengan NEUROMETER (istimewa)

JAKARTA (Soloaja.co) – Penderita diabetes di Indonesia terus meningkat, dari 10,7 juta pada 2019 menjadi 19,5 juta pada tahun 2021 naik dari peringkat tujuh ke peringkat lima untuk jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia.

Menurut International Diabetes Federation (IDF) Atlas edisi ke-10, saat ini setidaknya 1 dari 10 orang atau sebanyak 537 juta orang di dunia hidup dengan diabetes. Apabila tidak ada intervensi, angka ini diproyeksikan akan meningkat, mencapai 643 juta pada tahun 2030 dan 784 juta pada tahun 2045.

Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional 12 November 2022 dan Hari Diabetes Sedunia yang jatuh pada tanggal 14 November 2022, P&G Health Indonesia melalui brand Neurobion, melanjutkan edukasi mengenai neuropati dengan meluncurkan kampanye “Hidup Bebas Tanpa Kebas dan Kesemutan” dan terobosan terkini, NEUROMETER, yakni aplikasi penilaian risiko neuropati pertama di Indonesia.

Kegiatan ini didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), digelar Rabu 9 November 2022.

General Manager Personal Healthcare, P&G Health Indonesia, Maithreyi Jagannathan mengatakan, P&G Health, melalui brand Neurobion, telah berkomitmen meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai neuropati perifer dan pentingnya menjaga kesehatan saraf lebih dari 1 dekade.

“Dan sebagai bagian dari upaya ini, dalam rangka World Diabetes Day, kami meluncurkan kampanye “HIdup Bebas Tanpa Kebas dan Kesemutan” dan memperkenalkan aplikasi penilaian risiko neuropati pertama di Indonesia, NEUROMETER, yang dapat memberikan informasi dan alat deteksi dini yang mudah digunakan untuk mendukung penanganan neuropati perifer yang cepat.” Kata Maithreyi Jagannathan.

Ketua Tim Kerja Diabetes Melitus, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI, dr. Esti Widiastuti M, MScPH mengatakan, Peningkatan angka orang dengan diabetes sangatlah memprihatinkan. Untuk itu, Pemerintah mengupayakan pengendalian penyakit diabetes sekaligus penyakit penyertanya, seperti neuropati diabetik.

“Dengan tata laksana ini, diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup orang dengan diabetes. Kami mengapresiasi inisiatif P&G Health atas komitmen terus-menerus dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dengan edukasi neuropati dan kesehatan saraf secara umum, juga pentingnya deteksi dini yang dapat diakses dengan aplikasi NEUROMETER untuk menilai tingkat risiko neuropati,” kata dr. Esti Widiastuti.

Sekretaris Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), DR. Dr. Wismandari, SpPD, K-EMD menjelaskan, Diabetes adalah penyakit menahun (kronis) berupa gangguan metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi batas normal.

“Komplikasi diabetes, selain dapat menimbulkan kematian, juga dapat mengurangi kualitas hidup, contohnya gangguan neuropati diabetik yang dapat membuat penderita tidak menyadari bila ada luka pada tubuhnya. Orang dengan diabetes memiliki risiko komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner, arteri perifer, retinopati diabetik, nefropati diabetik dan neuropati.” Imbuh DR Wismandari.

Dokter Spesialis Saraf, DR. dr. Rizaldy Taslim Pinzon, M.Kes,Sp.S menjelaskan, Rasa kebas, kesemutan, rasa seperti tertusuk, dan sensasi panas atau terbakar di tangan dan kaki merupakan gejala umum dari neuropati yang dapat memengaruhi kualitas hidup pasien. Kerusakan saraf dapat bersifat irreversible jika lebih dari 50% serabut saraf telah rusak.

“Untuk itu, deteksi dan penanganan sedini mungkin sangat penting dilakukan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi vitamin B neurotropik yang telah terbukti efektif menurunkan gejala neuropati diabetik sebesar 66% berdasarkan Studi Klinis 2018 NENOIN.” Kata DR Rizaldy.

Brand Director Personal Healthcare P&G Health Indonesia, Anie Rachmayani mengatakan, Kampanye “Hidup Bebas Tanpa Kebas dan Kesemutan” terdiri dari berbagai kegiatan seperti seminar, pelaksanaan Neuropathy Check Point di 8 titik di Jakarta & sekitarnya, dan edukasi awam melalui media sosial dan peluncuran NEUROMETER, aplikasi penilaian risiko neuropati pertama di Indonesia, yang dapat diakses melalui akun Instagram Neurobion, yakni @Neurobionid.

“NEUROMETER berisi beberapa pertanyaan yang dapat menilai risiko seseorang terhadap neuropati. Aplikasi berbasis web ini bukan merupakan alat diagnosis mandiri dan tidak menggantikan diagnosis medis. Namun, hasil dari penilaian risiko ini dapat membantu untuk dapat berkonsultasi lebih lanjut ke dokter.” Tandas Anie Rachmayani.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS