Filosofi Padi UNS Terlibat dalam Sarasehan Petani Peternak Muda, Tularkan Milenial Berkreasi

Kusumawati - Sabtu, 17 April 2021 21:02 WIB
Sarasehan petani peternak muda undefined

KLATEN (Soloaja.co) - Sejumlah mahasiswa Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang tergabung dalam komunitas Filosofi Padi dan beberapa kelompok petani peternak muda duduk bersama dengan Kesatriaan Entrepreneur Indonesia dan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jawa Tengah. Mereka membahas tantangan generasi muda dalam sektor pertanian, distribusi produk pertanian, regenerasi petani hingga upaya dalam mencapai kedaulatan pangan nasional, di Joglo Tumiyono Klaten, Sabtu.

Filosofi Padi merupakan sebuah komunitas yang digagas oleh Ginanjar Dwi Cahyanto, mahasiswa Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian (FP) UNS. Bergerak di bidang pertanian dan perkebunan, Filosofi Padi kerap berkolaborasi dengan sejumlah komunitas yang ada di Solo Raya.

Dalam agenda tersebut turut dihadiri oleh Opick Mahendra dari Distanbun Jawa Tengah, Ir. Tumiyono, M.BA. selaku founder Kesatriaan Entrepreneur Indonesia, Qomarun Najmi dari Sarasehan Petani Peternak Muda, Septian Adi Cahyono dari Sayur Organik Merbabu, dan Setia Hermawan dari Berkah Setia Farm.

Filosofi Padi sebagai komunitas yang bergerak dalam usaha mencetak petani dan peternak muda sehingga tercipta regenerasi petani sangat merespons baik kegiatan tersebut.

"Filosofi Padi siap berkomitmen untuk terus mengawal rencana tindak lanjut kegiatan tersebut. Harapan kami, peran dari perwakilan mahasiswa dapat mendukung terselenggaranya kegiatan selanjutnya dan berdampak positif terhadap petani serta peternak muda di Jawa Tengah,” kata Ginanjar, selaku Founder Filosofi Padi.

Dalam kesempatan tersebut, Qomarun Najmi menyampaikan bahwa kegiatan sarasehan petani peternak muda ini memiliki tujuan untuk mewadahi petani dan peternak muda yang ada di Jawa Tengah. Tidak lain agar dapat saling bertukar pikiran dan menemukan solusi berdasarkan masalah yang dihadapi. Perwakilan penyelenggara kegiatan tersebut juga menambahkan bahwa luaran dari agenda tersebut agar hal yang bisa dilakukan bersama ataupun kolektif.

"Melalui kelompok ini, petani dan peternak dapat terfasilitasi ruang dan wadah untuk saling berkomunikasi dan akan dibukakan kanal distribusi di masing-masing wilayah terutama di Jawa Tengah. Jadi tidak selesai hanya sampai pertemuan ini saja," imbuhnya.

Kegiatan yang mengundang total 140 orang dari 12 kabupaten/kota tersebut juga tidak lepas dari kedatangan Distanbun Jawa Tengah, Opick Mahendra. Beliau menyampaikan bahwa sektor pertanian dan peternakan ke depan sangat berpeluang terutama di Jawa Tengah. Petani dan peternak dapat bergabung dalam kelembagaan petani, bisa dalam bentuk kelompok tani maupun Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

"Kelompok tani dan Bumdes kondisi yang ada saat ini mayoritas generasi tua. Maka dari itu, petani dan peternak muda harus segera bergabung dalam kelembagaan agar terjadi transformasi. Kelompok tani sebagai kelembagaan memiliki fungsi akses bantuan, fasilitas, kemitraan apalagi terkait modal. Terkait sertifikasi organik juga jangan khawatir karena pemerintah setiap tahun memfasilitasi sertifikasi gratis. Jika petani dan peternak kebingungan, bisa segera hubungi penyuluh setempat untuk informasi lebih lanjut," tambahnya sebagai perwakilan dari Gubernur Jawa Tengah karena berhalangan hadir.

Dukungan sekaligus fasilitator juga diberikan oleh Ir. Tumiyana, M.BA. selaku tuan rumah sekaligus Founder Kesatriaan Entrepreneur Indonesia. Menurutnya petani dan peternak muda perlu adanya gerakan secara kelompok atau kolektif agar dapat memperoleh economic skill dan akses dana serta lahan yang sebenarnya tersedia di Jawa Tengah.

"Pembentukan gerakan bersama petani dan peternak harus dilakukan. Distanbun serta Perhutani memiliki lahan yang bisa kita kerjakan yang tentunya tidak bisa individu. Sarasehan ini diadakan menuju arah sana. Setidaknya lahan sekitar kita yang tidak teroptimalkan, bisa kita garap bersama dan kita ciptakan orkestra petani dan peternak muda," pungkas Tumiyono.

RELATED NEWS