Empat Fase Menavigasi Momentum Kembalinya Bisnis Hotel 2021
Selasa, 26 Januari 2021 17:25 WIB
CEO Azana Hotels & Resort Dicky Sumarsono saat menyampaikan rilis pada awak media undefined
SOLO (Soloaja.co) - Dimulainya vaksinasi di Indonesia membuat kepercayaan masyarakat terhadap dunia usaha mulai meningkat sehingga saat ini siapapun yang bisa melihat, membaca perubahan lebih cepat, memanfaatkan momentum dan bergerak terus maka dia yang akan dapat lebih banyak.
Hotel Indonesia Outlook 2021 menjelaskan krisis ekonomi yang diakibatkan oleh COVID-19 berdampak pada kondisi keuangan keluarga dan pribadi. Riset yang dilakukan oleh Inventure-Alvara pada 1121, masyarakat yang tersebar di seluruh Indonesia mayoritas merespon bahwa pendapatan mereka berkurang selama pandemi, namun di sisi lain pengeluaran mereka meningkat.
Dengan adanya penurunan pendapatan, dampaknya yaitu jumlah anggaran yang digunakan untuk tabungan serta investasi ikut berkurang. Meskipun dari sisi pendapatan berkurang, menariknya optimisme masyarakat Indonesia justru besar bahwa ekonomi akan pulih. Sebanyak 47,2% optimis pandemi COVID-19 berakhir pada akhir tahun 2020 dan 51,4% menjawab ekonomi pulih pada akhir 2021.
Dicky Sumarsono, Founder & CEO Azana Hotels & Resorts di sela-sela CEO briefing bersama 100 leaders di group Azana Hotels yang ada di Indonesia, pada Senin 25 Januari 2021, juga menyampaikan bahwa momentum akan hilang jika tidak dimanfaatkan secara maksimal.
Dicky optimis bisnis hotel mulai rebound di tahun ini walaupun secara bertahap dengan alasan yang sederhana yaitu dimulainya vaksinasi, melihat data pertumbuhan ekonomi sesuai dengan APBN 2021 sebesar 4,4%, sedangkan menurut IMF 5,1%, ditambah dengan adanya modal besar Indonesia berupa populasi penduduk yang mencapai 270 juta jiwa, banyaknya acara leisure, holiday maupun meeting yang tertunda di tahun lalu, menurut riset Inventure-Alvara, setalah vaksin mulai disebar, mayoritas (63,3%) akan segera melakukan liburan setelah jenuh dan bosan beridam diri di rumah.
Destinasi wisata lokal akan ramai dikunjungi, di sisi lain masyarakat masih enggan berpergian menggunakan transportasi umum seperti pesawat dan juga adanya pembatasan akses antarnegara membuat destinasi domestik menjadi lebih diminati. Selain itu, jarak yang dekat dan bisa diakses dengan kendaraan pribadi akan membuat masyarakat merasa lebih nyaman dan aman terbukti dari Carsome Consumer Survey menyebutkan bahwa selama PSBB, 60% pengguna transportasi umum dan 74% pengguna transportasi online beralih ke kendaraan pribadi, Dicky menilai mobilitas masyarakat Indonesia juga tinggi dimana semua itu menjadi indikator opstimisme bisnis hotel di tahun 2021.
Dicky menyebutkan ada empat fase roadmap pertumbuhan bisnis hotel di Indonesia pada tahun 2021.
Yaitu, Fase Pertama yang terjadi di bulan Januari Februari, bisnis hotel memasuki masa Storming dimana akibat libur akhir tahun yang menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 menjadi sangat tinggi sekali, ditambah dengan kebijakan baru dari pemerintah (PSBB) yang sangat membatasi ruang gerak masyarakat dalam berkegiatan di luar rumah maupun di hotel. Dan secara siklus tahunan pun bulan Januari - Februari merupakan bulan yang berada di periode low season.
Fase Kedua akan terjadi di bulan Maret Mei yaitu fase Surfing. fase menuju perbaikan bisnis, adanya vaksinasi nasional yang mulai massive dilakukan di berbagai daerah akan mendorong kegiatan bisnis serta mobilitas masyarakat Indonesia yang mulai meningkat. Travelling jarak dekat dengan menggunakan kendaraan pribadi akan semakin banyak dilakukan, banyak masyarakat kelas menengah ke atas yang mulai melakukan liburan secara regional / di area yang tidak terlalu jauh dengan rumah mereka yang bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi dan acara meeting pun mulai banyak diselenggarakan di hotel, okupansi hotel akan terlihat mengalami perbaikan yang signifikan dengan syarat jika kebijakan dari pemerintah tentang keterbatasan ruang gerak dan berkegiatan (PSBB) mulai dicabut. Fase kedua ini akan menjadi momentum penting untuk masuk ke fase pengembangan.
Fase Ketiga yaitu di bulan Juni - Agustus merupakan masa Envolving yaitu fase pengembangan, pada fase ini binsis hotel akan terlihat jauh lebih baik karena sudah semakin banyak masyarakat Indonesia yang divaksinasi dan kalau dilihat dari periodenya adalah periode musimnya orang berkegiatan termasuk wedding, seminar, meeting dan lain-lain, termasuk belanja pemerintah dan perusahan corporate juga mulai digelontorkan secara maksimal.
Pada periode ini akan banyak acara leisure yang di selenggarakan di hotel, keyakinan masyarakat terhadap efektifnya vaksinasi di Indonesia akan lebih meningkat lagi apalagi jika vaksinasi mandiri oleh pihak swasta mulai digencarkan dan semakin banyak orang divaksin setiap harinya sehingga cashflow hotel pada periode tersebut sudah mulai terlihat bagus.
Fase Keempat adalah fase Returning yang akan terjadi di bulan September - Desember, hampir semua hotel yang berhasil memanfaatkan momentum di tahun lalu dan di awal tahun 2021 akan mengalami perbaikan revenue secara significant, apalagi yang berhasil menciptakan bisnis model baru yang lebih relevant dengan situasi pasar. Adanya kelancaran operasional, dan sudah banyak hotal yang beradaptasi dengan digital / technology, bahkan hotel-hotel di fase ini sudah mulai dengan tim dan struktur organisasi yang baru yang lebih ramping serta agile yang bisa menghasilkan cashflow lebih optimal, pada fase ini bisnis hotel bisa dibilang mulai rebound (harvesting period), destinasi wisata local akan semakin diminati.
"Sejak tahun 2020 hingga sekarang kita tidak bisa hanya fokus mengelola krisisnya saja tanpa menyiapkan strategi & peluang pulihnya bisnis hotel di tahun ini agar ketika ekonomi membaik, kita tidak ketinggalan. Karna pada saat itu kita harus tahu bahwa customer behavior sudah berubah, needs customer juga sudah berubah, bisnis model berubah, kompetisi pun ikut berubah. Dengan adanya pandemi, membuat semua perusahaan memiliki waktu yang sama untuk memasuki kompetisi baru, semuanya sama-sama memliki banyak waktu untuk melakukan reboot & restart."
Pengusaha hotel jangan melihat krisis ini hanya secara biasa-biasa saja, tetapi lihat secara ekstrim jangan mengeluh tentang situasi eksternal, pastikan agar organisasi kita bisa adaptif, cepat bergerak, dan siap berkompetisi.
Hanya mereka yang produktif dan inovatif, yang memiliki spirit entrepreneurship yang akan melihat kondisi ini hanya dari sisi peluang. Sekarang bukan yang besar mengalahkan yang kecil namun yang cepat akan mengalahkan yang lambat.
"Dari 52 hotel yang kami kelola di seluruh Indonesia, sudah ada 45 hotel yang okupansinya berada di atas 60% bahkan ada 16 hotel yang okupansinya berada di atas 70%, sedangkan laba kotor hotel rata-rata sudah berada di atas 40%, target kami laba kotor bisa tercapai di atas 50% seperti yang terjadi pada tahun 2019 ke belakang. Semua orang dalam perusahaan group Azana adalah tim yang memiliki jiwa entrepreneurship, tepat dalam melakukan okestrasi, bergerak cepat dan berani mengambil opportunity dengan tetap memperhitungkan resiko." Tegasnya.
Bagikan
RELATED NEWS