Disorot karena Dukung MBG, Berapa Total Harta Bill Gates?

Redaksi Daerah - Kamis, 08 Mei 2025 10:43 WIB
Dikabarkan Dukung MBG, Berapa Sebenarnya Kekayaan Bill Gates?

JAKARTA – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menerima kunjungan kehormatan dari tokoh filantropi dunia sekaligus pendiri Gates Foundation, Bill Gates, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 7 Mei 2025.

Selama kunjungannya di Indonesia, Bill Gates bersama Presiden Prabowo turut meninjau pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Negeri Jati 03 Pagi, Pulogadung, Jakarta Timur. Bill Gates disebut memberikan dukungannya terhadap program tersebut, meskipun bentuk dukungan yang akan diberikan belum dijelaskan secara rinci.

Prabowo juga menyampaikan Indonesia akan menjadi tempat uji coba untuk vaksin penyakit tuberkulosis (TBC) yang sedang dikembangkan Bill Gates. “Indonesia akan jadi salah satu tempat yang akan diuji coba,” kata Prabowo, dikutip dari Antara, Rabu, 7 Mei 2025.

Di samping itu, pertemuan antara Prabowo dan Bill Gates juga membahas berbagai inisiatif pembangunan berkelanjutan, seperti pemberian dana hibah sebesar US$159 juta atau sekitar Rp2,6 triliun untuk Indonesia.

Diketahui, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengajak Bill Gates untuk bergabung sebagai anggota Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Budi juga menyebut teman Bill Gates, Ray Dalio, yang sebelumnya sudah bergabung sebagai anggota Dewan Pengawas Danantara.

“Saya berharap, Pak Bill, Anda bisa duduk di dewan bersama Pak Ray Dalio, teman Anda,” katanya dalam pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto, Bill Gates, dan sejumlah pengusaha Indonesia di Istana, Jakarta. Lantas, siapa itu Bill Gates?

Profil Bill Gates

William Henry Gates III, yang lebih dikenal dengan nama Bill Gates, lahir pada 28 Oktober 1955 di Seattle. Ia diberi nama sesuai dengan ayahnya, William H. Gates II, yang berprofesi sebagai pengacara.

Ibunya, Mary Maxwell Gates, sempat bekerja sebagai guru sebelum akhirnya fokus membesarkan anak-anak mereka dan aktif di berbagai dewan organisasi nirlaba maupun perusahaan.

Dilansir dari Biography, ibunya tercatat sebagai wanita pertama yang duduk di dewan direksi First Interstate Bank of Washington dan menjadi ketua perempuan pertama di United Way International.

Bill Gates kecil dibesarkan dalam keluarga kelas menengah atas bersama kakak perempuannya, Kristianne, dan adik perempuannya, Libby. Ketiga anak dalam keluarga ini didorong untuk bersaing secara sehat dan selalu berusaha meraih prestasi terbaik.

Sejak kecil, Bill Gates telah menunjukkan sifat kompetitifnya, salah satunya dengan mengatur permainan olahraga keluarga di rumah musim panas mereka di Puget Sound. Ia juga gemar bermain permainan papan dan sangat unggul dalam permainan Risk dan Monopoly.

Pendiri Microsoft ini memulai bisnis perangkat lunak terbesar di dunia pada tahun 1975 bersama rekannya, Paul Allen, yang kemudian membawanya meraih status miliarder. Menurut laporan Real-Time Billionaires Forbes, kekayaan bersih Bill Gates diperkirakan mencapai US$112,5 miliar atau per Mei 2025.

Dia menjabat sebagai Presiden Microsoft dari tahun 1977 hingga 1982. Selain itu, Gates juga memegang posisi sebagai Ketua Dewan Direksi Microsoft dari tahun 1981 hingga 2014.

Melalui Microsoft, Gates berkontribusi dalam menghadirkan berbagai inovasi di bidang teknologi. Beberapa pencapaian pentingnya meliputi pengembangan MS-DOS (Microsoft Disk Operating System), sistem operasi Microsoft Windows, serta teknologi CD-ROM.

Bill Gates meraih status sebagai miliarder termuda di Amerika Serikat pada tahun 1987, ketika usianya masih 31 tahun dengan total kekayaan mencapai US$1,25 miliar. Ia juga berhasil menempati posisi teratas sebagai orang terkaya di dunia versi Forbes selama 12 tahun berturut-turut, dari tahun 1995 hingga 2007.

Pada 13 Maret 1986, Gates mengalihkan Microsoft menjadi perusahaan terbuka yang terdaftar di pasar saham Nasdaq. Penawaran umum perdana (IPO) perusahaan tersebut dibuka dengan harga US$21 per saham.

Langkah ini menjadikan CEO yang berusia 30 tahun itu sebagai jutawan dalam sekejap. Dua minggu sebelumnya, perusahaan telah memindahkan kantor pusatnya ke Redmond, Washington, yang masih menjadi lokasi markas besar Microsoft hingga sekarang.

Meskipun Microsoft meraih banyak kesuksesan, Gates tidak pernah merasa sepenuhnya aman. Selalu waspada terhadap persaingan, ia mengembangkan semangat kompetitif dan dorongan yang sangat tinggi. Seorang asistennya pernah melaporkan bahwa dia datang ke kantor lebih awal dan menemukan seseorang tidur di bawah meja.

Ia sempat berniat untuk memanggil petugas keamanan atau polisi, hingga akhirnya mengetahui bahwa itu adalah Gates, bosnya. Kecerdasannya memungkinkannya untuk melihat segala sisi industri perangkat lunak, baik dalam pengembangan produk maupun strategi perusahaan.

Saat menganalisis setiap langkah perusahaan, ia akan membuat profil dari semua kemungkinan yang ada dan memeriksa semuanya dengan mengajukan berbagai pertanyaan tentang segala hal yang bisa terjadi. Ia mengharapkan setiap orang di perusahaannya memiliki dedikasi yang sama.

Gaya manajerialnya yang konfrontatif menjadi legenda, karena ia sering menantang karyawan dan ide-ide mereka untuk menjaga proses kreatif tetap berjalan.

Ketertarikan Gates terhadap dunia komputer muncul saat usianya baru 13 tahun, ketika ia masih menempuh pendidikan di Lakeside School. Di masa itu, ia mulai tertarik untuk mengeksekusi kode perangkat lunak secara tepat dan berhasil menulis program komputer pertamanya menggunakan bahasa pemrograman BASIC.

Pada tahun 1970, saat berusia 15 tahun, Gates memulai usaha bersama Paul Allen. Mereka mengembangkan Traf-o-Data, sebuah program komputer yang digunakan untuk memantau pola lalu lintas di Seattle, dan berhasil meraup keuntungan sebesar US$20.000 dari proyek tersebut.

Keduanya pun semakin bersemangat untuk mendirikan perusahaan sendiri, namun orang tua Gates menginginkan ia menyelesaikan sekolah dan melanjutkan ke perguruan tinggi, dengan harapan ia akan meniti karier sebagai pengacara.

Setelah lulus dari Lakeside School pada tahun 1973, Gates mengikuti tes SAT dan meraih skor hampir sempurna, yaitu 1590 dari total 1600. Berkat pencapaian tersebut, ia diterima di Harvard College, tempat di mana ia bertemu dengan Steve Ballmer, yang kemudian menjadi penerusnya sebagai CEO Microsoft.

Gates menempuh kuliahnya di Harvard University di Cambridge pada tahun 1975. Di kampus tersebut, ia kembali bertemu Paul Allen, temannya semasa sekolah, dan bersama-sama mereka terus mengembangkan kemampuan di bidang pemrograman komputer. Namun, Gates sayangnya memutuskan untuk tidak menyelesaikan studinya di Harvard.

Menjelang akhir tahun 2000-an, Gates memutuskan untuk melepaskan peran utamanya di Microsoft. Setelah pengunduran dirinya, ia mendirikan organisasi kemanusiaan bernama Bill & Melinda Gates Foundation.

Pada 4 Februari 2014, Gates resmi mengundurkan diri dari jabatan sebagai Ketua Dewan Direksi Microsoft. Sejak saat itu, ia lebih fokus menjalani aktivitas filantropi, khususnya dalam mendukung berbagai negara di sektor kesehatan dan pendidikan.

Jejak Bill Gates di Indonesia

Bill Gates telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi Indonesia melalui kegiatan kemanusiaan. Melalui yayasan sosialnya, Bill & Melinda Gates Foundation, ia turut menyumbang pada berbagai sektor di Indonesia.

Sejak 2009, yayasan tersebut memberikan bantuan sedikitnya 12 kali dengan total donasi mencapai US$159 juta, yang sebagian besar untuk sektor kesehatan. Salah satu bentuk bantuannya adalah pengadaan vaksin polio senilai sekitar Rp1,3 triliun.

Kehadiran pertama Bill & Melinda Gates Foundation di Indonesia dimulai pada tahun 2009, saat mereka menyalurkan dana sebesar US$2,15 juta kepada Alliance for Emerging and Re-emerging Infectious Diseases Threats in Asia Foundation untuk mendukung upaya pemberantasan malaria.

Menurut data resmi yayasan, penerima bantuan terbesar dari Bill & Melinda Gates Foundation di Indonesia adalah PT Bio Farma (Persero), yang memperoleh dukungan melalui empat program berbeda pada tahun 2014, 2018, 2019, dan 2020.

Pada tahun 2014, Bio Farma menerima dana sebesar US$3,08 juta dari divisi Global Development, yang digunakan untuk mendukung kebutuhan penelitian.

Pada 2018, yayasan milik Gates kembali menyalurkan dana kepada Bio Farma, kali ini sebesar US$300 ribu melalui divisi Global Health untuk mendukung pengembangan vaksin. Setahun kemudian, Bio Farma menerima lagi bantuan sebesar US$10,15 juta yang untuk program pemberantasan polio.

Bill & Melinda Gates Foundation juga turut memberikan dukungan dana ke sektor teknologi di Indonesia. Pada tahun 2019, Asosiasi FinTech Indonesia menerima bantuan sebesar US$ 768.988.

Selanjutnya, pada Februari 2020, Bio Farma memperoleh dana tambahan sebesar US$45,75 juta. Bill & Melinda Gates Foundation juga menunjukkan komitmennya di bidang teknologi di Indonesia. Pada 2019, Asosiasi FinTech Indonesia menerima bantuan senilai US$768 ribu.

Lalu, pada Juni 2020, dukungan serupa diberikan kepada PT Polinasi Iddea Investama, perusahaan induk dari aplikasi kesehatan Halodoc. Melalui divisi Global Health, yayasan tersebut memberikan bantuan sebesar US$1,53 juta, dengan harapan dapat memperkuat layanan kesehatan melalui teknologi.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 07 May 2025

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 08 Mei 2025

Editor: Redaksi Daerah

RELATED NEWS