DIes Natalis ke 42 Unisri Surakarta, Dengan Menguasai Teknologi, Unisri Ungguli di Era Digital

Kusumawati - Rabu, 22 Juni 2022 16:18 WIB
Prof. Henry Subiakto, Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga yang juga menjabat Staf ahli Menteri Kominfo 2007-2022. (soloaja)

SOLO (Soloaja.co) - Era abundance atau singular bakal terjadi sekitar tahun 2035-2040. Dalam era itu, sekitar 65 persen jenis pekerjaan yang belum ada saat ini akan muncul. Di sisi lain, robot dan artificial intelligence (AI) bakal mengambil alih 50 persen pekerjaan otot dan otak manusia.

“Pada masa itu, manusia diharapkan fokus pada pekerjaan bermartabat yang menggunakan kreativitas beserta hati dan jiwa yang tidak dimiliki mesin,” kata Prof Dr Henri Subiakto Guru Besar Bidang Komunikasi Universitas Airlangga, dalam orasi ilmiah pada Dies Natalis Unisri Surakarta ke 42, di Auditorium Unisri, Solo, Selasa 21 Juni 2022.

Dies Natalis Unisri mengusung tema “Dengan Menguasai Teknologi, Unisri Ungguli di Era Digital”, dihadiri segenap civita akademika Universitas Slamet Riyadi dan pengurus Yayasan Pendidikan Tinggi Slamet Riyadi Surakarta serta pejabat dari LL Dikti Jawa Tengah dan Pemkot Surakarta hadir dalam kesempatan itu.

Lebih lanjut Prof Henri mengatakan, dengan prediksi itu, perguruan tinggi harus mengantisipasi perubahan dengan mencetak sumber daya manusia atau talent yang mampu menghadapi kondisi masa depan, yang siap hidup dengan lingkungan dan model bisnis yang cepat berubah.

Dosen dan pengelola pendidikan juga dituntut memiliki visi yang kuat untuk masa depan. Selain itu menguasai teknologi dan metode yang sesuai dengan tuntutan masa depan. Dosen dan guru tak lagi hanya berperan sebagai pengajar.

“Namun harus mampu menjadi instructional designer, pembuat desain pendidikan sekaligus manajer konten mata kuliah dan mapel yang diajarkan,” kata mantan staf ahli Menkominfo itu.

Pada kesempatan itu, Prof Henri juga menyinggung soal blockchain yang merupakan teknologi lanjutan dari digital. Blockchain adalah teknologi digital dengan sistem penyimpanan atau bank data yang saling terkoneksi dengan penggunaan kriptografi.

Karena itu, pakar teknologi komunikasil Unair itu mendorong perguruan tinggi untuk memahami perkembangan teknologi blockchain, sehingga bisa ikut melakukan literasi kepada masyarakat.

Rektor Unisri Prof Sutardi menyampaikan era digitalisasi yang penuh tantangan harus dapat dikelola jadi peluang dan kesempatan untuk meraih kemajuan dan kesuksesan.

“Digitalisasi tidak bisa dibendung. Era ini penuh tantangan namun juga peluang. Ini kesempatan Unisri untuk menghasilkan lulusan yang tangguh, mumpuni di dunia kerja dan juga mampu menciptakan lapangan kerja untuk dirinya dan masyarakat luas,” jelas Rektor Sutardi.

Pada sidang senat terbuka, Prof Sutardi menjabarkan di usia ke 42 tahun, Unisri juga fokus pada peningkatan sumber daya manusia (SDM).

“Saat ini jumlah dosen Unisri mencapai 151 orang. Dari 151 dosen sebanyak 39 dosen atau 26% sudah bergelar doktor. Masih jauh dari harapan untuk meraih akreditasi A atau unggul yang syaratnya minimal harus 50% atau setara 75 dosen bergelar doktor untuk Unisri,” paparnya.

Dengan capaian tersebut, Sutardi mengatakan Unisri mendorong dan memberikan kesempatan bagi dosen utamanya dosen muda untuk meraih gelar doktor.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS