BPOM dan Kemenko PMK Cari Jamu Herbal Alternatif Covid19

Kusumawati - Minggu, 11 Oktober 2020 00:30 WIB
Kunjungan BPOM dan Kemenko PMK di UNS undefined

SOLO - Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mendapat mandat langsung dari Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo untuk mencari formula obat herbal untuk penyembuhan Covid-19 di Indonesia.

Salah satunya dengan berkunjung ke Solo dan Sukoharjo, yang dikenal sebagai salah satu pusat jamu jamuan tradisional.

Kemenko-PMK-BPOM mengunjungi Laboratorium Herbal Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jumat 9 Oktober 2020.

“Menko PMK dengan Kepala BPOM ditugasi presiden untuk menemukan obat mengatasi Covid-19. Salah satu alternatifnya supaya bagaimana ditemukan obat selain obat umum yang sekarang ada terutama yang herbal,” terang Prof. Ravik, Staf Khusus Menko PMK bidang Organisasi dan Tata Kelola.

Dalam kesempatan ini, Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho menyambut langsung kedatangan Kepala BPOM, Penny Kusumastuti Lukito beserta rombongan dan jajaran eselon I Kemenko PMK.

Saat memasuki Laboratorium Herbal UNS, rombongan Kemenko PMK-BPOM langsung meninjau sejumlah produk herbal milik UNS, seperti wedang longkrah godog, susi tea wedang longkrah, susisehati sirsak dan kulit manggis dan anocurcuma.

Sembari memperhatikan penjelasan dari Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UNS, Prof. Reviono, Kepala BPOM, Penny Kusumastuti Lukito menanyakan masing-masing produk herbal UNS, baik meliputi manfaat obat, hasil uji klinis, hasil penelitian, dan protokol sertifikasi.

Penny Kusumastuti mengatakan, posisi UNS dalam pengembangan obat herbal sangat strategis. Hal tersebut dikarenakan posisi UNS dekat dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu dan industri jamu di Kabupaten Sukoharjo.

“Di sini kunjungan kami ke UNS sudah riset ke laboratorium dan di sini adalah tempat riset dilakukan untuk pengembangan herbal jadi ada kerja sama antara dunia akademis dengan tempat riset,” ujar Penny Kusumastuti.

Selain itu, Penny Kusumastuti juga memandang UNS sebagai paket komplit karena memiliki peminatan Agrofarmaka pada Program Studi (Prodi) D3 Agribisnis Sekolah Vokasi (SV). Ia mengatakan keberadaan D3 Agribisnis Agrofarmaka dapat menunjang pengembangan obat herbal dari segi riset dan sumber daya manusia.

“Potensi perguruan tinggi sangat besar. Saya melihat UNS posisinya tepat dan di sinilah tempat riset lalu inkubator serta skala laboratoriumnya lebih besar, bisa link ke dunia usaha," pungkasnya.

Bagikan

RELATED NEWS