Antisipasi Ancaman Siber, Pemprov Jateng Gelar Simulasi Disaster Recovery Plan

Kusumawati - Rabu, 26 November 2025 13:49 WIB
Sekda Jateng simulaai disaster recovery plan (Humas Jateng)

SEMARANG (Soloaja.co) – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah serius meningkatkan kesiapan menghadapi gangguan teknologi informasi (TI) dan ancaman siber. Hal ini diwujudkan melalui penyelenggaraan Simulasi Disaster Recovery Plan (DRP) Data Center Provinsi Jawa Tengah, yang digelar di Data Center Kominfo, Komplek BPSDMD Srondol, pada Rabu, 26 November 2025.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, yang mewakili Gubernur dan Wakil Gubernur, meminta seluruh peserta simulasi, yang terdiri dari petugas pengelola siber sejumlah OPD, agar mengikuti kegiatan DRP dengan sungguh-sungguh.

"Kita memahami gangguan, ancaman, di semua lini itu ada. Kalau gangguan secara fisik saja, kita ada safety briefing. Butuh simulasi supaya tidak bingung dan tidak gaduh," tegas Sekda Sumarno.

Sumarno menekankan bahwa dalam sistem informasi, gangguan dan ancaman bersifat tidak terlihat dan tidak mengenal ruang dan waktu, sehingga kesiapan menjadi krusial. Tujuan utama simulasi ini adalah agar langkah yang dilakukan saat terjadi gangguan siber menjadi terpadu.

Mengatasi Kepanikan dan Gagap Respon

Menurut Sekda, tanpa simulasi, tim akan gagap dan memunculkan kebingungan (piya piye) saat menghadapi insiden serius.
"Ke depan kalau ada kejadian tidak muncul lagi piya piye, langkahnya adalah respon cepat, bagaimana menghentikan, bagaimana merecovery," ujarnya.

Ia mencontohkan, sama seperti simulasi kebencanaan fisik yang memiliki perintah berkumpul di satu titik, dalam teknologi informasi pun dibutuhkan respon cepat yang terpadu.
"Saya harap teman-teman mengikuti simulasi ini dengan sungguh-sungguh. Harapannya, tidak terjadi gangguan, kalaupun ada, langkah tanggap cepat sudah bisa dilaksanakan," pungkas Sumarno.

Pemenuhan ISO dan Data Kritis

Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Provinsi Jawa Tengah, Agung Hariyadi, menjelaskan bahwa DRP merupakan rangkaian kebijakan, prosedur, dan tindakan terencana untuk memulihkan sistem, data, dan infrastruktur IT setelah insiden besar seperti bencana alam atau serangan siber.

Simulasi DRP ini diselenggarakan sebagai bagian dari pemenuhan sertifikasi ISO pengelolaan data center.

Agung menambahkan, simulasi DRP dilakukan setahun sekali, terutama difokuskan pada OPD yang memiliki data kritis, seperti Dinas Pendidikan untuk Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB), atau data-data penting pada Bappeda.

"Pada OPD dengan data kritis, kita lakukan simulasi sehingga jika ada ancaman serius tidak mengganggu data yang terhimpun," tutupnya.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS