Aksi 'Hands Off!': Suara Penolakan Terhadap Kebijakan Pemerintahan Trump
JAKARTA – Puluhan ribu orang turun ke jalan di berbagai kota di Amerika Serikat pada Sabtu, 5 April 2025, untuk menyuarakan penolakan terhadap Presiden Donald Trump. Aksi ini menjadi salah satu bentuk protes nasional terbesar sejak Trump kembali menjabat pada Januari.
Para demonstran menyampaikan berbagai kritik terhadap kebijakan pemerintahan Trump, mencakup isu-isu sosial maupun ekonomi.
Beberapa poin yang disorot dalam aksi tersebut antara lain penolakan terhadap sejumlah kebijakan Trump, kecaman terhadap Elon Musk yang dinilai berkontribusi pada meningkatnya angka pengangguran, serta protes terhadap dukungan AS terhadap pemerintahan sayap kanan yang disebut-sebut melakukan serangan brutal terhadap warga sipil di Jalur Gaza.
Aksi protes ini dilakukan beberapa hari setelah pengumuman Trump terkait penerapan tarif impor bagi sebagian besar negara di dunia, aksi solidaritas juga digelar di luar negeri, termasuk di London, Paris, dan Berlin.
Demonstrasi bertajuk “Hands Off!” digelar di lebih dari 1.200 lokasi di seluruh 50 negara bagian AS, diprakarsai oleh lebih dari 150 kelompok, termasuk organisasi hak sipil, serikat pekerja, pendukung LGBTQ+, veteran, serta aktivis pemilu.
Menurut para penyelenggara gerakan, aksi ini merupakan salah satu protes anti-Trump terbesar sejak dimulainya masa jabatan kedua Presiden Amerika Serikat. Lantas ap aitu Hands Off!?
Apa Itu Gerakan Hands Off!?
Berdasarkan pernyataan di situs resmi handsoff2025, aksi ini merupakan mobilisasi nasional untuk menghentikan upaya perebutan kekuasaan yang dianggap paling keterlaluan dalam sejarah modern.
Trump, Musk, dan para sekutu miliarder mereka disebut sebagai dalang di balik serangan besar-besaran terhadap pemerintahan, perekonomian, dan hak-hak fundamental masyarakat—dengan dukungan penuh dari Kongres di setiap tahapnya.
Mereka ingin membongkar Amerika demi keuntungan—menutup kantor Jaminan Sosial, memecat pekerja esensial, menghapus perlindungan konsumen, dan memangkas Medicaid—semuanya demi membiayai tipu daya pajak bagi para miliarder mereka.
“Mereka sedang membongkar negara ini. Mereka menjarah pemerintahan kita. Dan mereka pikir kita akan diam saja,” tulis situs resmi Hands Off! sebagai alasan utama di balik aksi sipil ini.
“Mereka menyerahkan uang pajak, layanan publik, dan demokrasi kita kepada segelintir orang superkaya. Jika kita tidak melawan sekarang, takkan ada lagi yang tersisa untuk diselamatkan,” tulis pernyataan tersebut.
“Inilah saatnya kita berkata TIDAK. Tidak lagi untuk penjarahan, tidak lagi untuk pencurian, tidak lagi membiarkan para miliarder menguasai pemerintahan sementara rakyat pekerja berjuang untuk bertahan hidup.”
Siapa di Balik Gerakan anti-Trump Itu?
Dilansir dari Times of India, aksi protes Hands Off! digagas oleh aliansi berbagai kelompok advokasi progresif, dengan MoveOn sebagai penggerak utamanya. Beberapa organisasi ternama lainnya yang turut ambil bagian antara lain Indivisible, American Civil Liberties Union (ACLU), League of Women Voters, Planned Parenthood Action Fund, dan banyak lagi.
Salah satu kelompok akar rumput yang membantu dalam menyelenggarakan aksi di komunitas-komunitas kecil adalah 50501 untuk 50 Negara Bagian. Mereka meyakini bahwa setiap orang, tak peduli di mana pun tinggal, harus memiliki kesempatan untuk ikut serta dalam gerakan protes ini—bukan hanya mereka yang berada di kota-kota besar.
Lebih dari 1.200 aksi unjuk rasa “Hands Off” diperkirakan berlangsung pada Sabtu, dengan penyelenggara mengantisipasi mobilisasi terbesar dalam satu hari untuk menentang inisiatif terbaru pemerintah.
Lokasi protes meliputi National Mall di Washington, DC, dan lokasi di seluruh 50 negara bagian AS. Penyelenggara memperkirakan lebih dari 250.000 orang berpartisipasi di seluruh negeri.
Dilaporkan dari Washington, DC, Mike Hanna dari Al Jazeera mengatakan khalayak di sana menyuarakan ketidakpuasan mereka atas tindakan eksekutif besar-besaran pemerintah dan restrukturisasi yang dipimpin oleh Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) Musk.
Reformasi tersebut telah menghasilkan penghapusan lebih dari 200.000 posisi federal dan pengurangan signifikan dalam tunjangan, khususnya pada Internal Revenue Service dan Social Security Administration.
“Ini adalah salah satu demonstrasi terbesar yang pernah kita lihat sejak Trump memulai masa jabatan keduanya, dan ini mungkin merupakan indikasi meningkatnya rasa frustrasi di kalangan warga Amerika,” kata Hanna, yang juga mencatat komposisi pengunjuk rasa yang beragam, yang mencakup berbagai kelompok usia.
“Penyelenggara protes mengatakan hal ini tidak akan membawa perubahan langsung, tetapi ini adalah momen penting untuk menunjukkan bahwa banyak warga Amerika menentang apa yang diperjuangkan Donald Trump,” kata Hanna.
Apa Saja yang Mereka Tuntut?
“Kita sedang menghadapi krisis nasional. Demokrasi, mata pencaharian, dan hak-hak kita sedang terancam seiring Trump dan Musk melancarkan pengambilalihan kekuasaan secara illegal,” tulis pernyataan resmi handsoff2025.
Mereka membongkar program Social Security dan Medicare—memaksa para lansia dan penyandang disabilitas untuk melewati berbagai rintangan demi mengakses manfaat yang telah mereka bayar selama ini.
Mereka mengalirkan triliunan dolar kepada para miliarder—sementara rakyat biasa harus menanggung kenaikan harga pangan, sewa, dan layanan kesehatan.
Mereka merusak perlindungan bagi para pekerja—membiarkan rentenir, bank, dan perusahaan kartu kredit menipu masyarakat tanpa takut akan sanksi.
“Mereka menyerang komunitas dan hak-hak kita—menjadikan veteran, anak-anak, lansia, petani, imigran, kaum transgender, dan lawan politik sebagai sasaran. Dan mereka tidak akan berhenti di situ. Ini bukan sekadar korupsi. Ini lebih dari sekadar manajemen yang buruk. Ini adalah perebutan kekuasaan secara paksa.”
Dalam kecamannya terhadap Trump dan Musk, situs resmi kampanye Hands Off! menyatakan keduanya seolah-olah merasa memiliki kendali atas negara ini. Situs tersebut menambahkan bahwa mereka terus meraup segala yang bisa mereka ambil, sembari menantang dunia untuk mencoba menghentikan mereka.
Dilansir dari Times of India, Hands Off! yang digerakkan oleh berbagai organisasi akar rumput, digambarkan di situs resminya sebagai mobilisasi nasional untuk menghentikan perebutan kekuasaan paling berani dalam sejarah modern.
Sejumlah demonstran terlihat membawa spanduk dengan tulisan seperti “Lepaskan Cengkeraman Kalian dari Demokrasi Kami” dan “Jangan Sentuh Jaminan Sosial Kami.”
Mereka menyuarakan kekhawatiran atas langkah-langkah pemerintah yang mencakup pemecatan massal pegawai, penutupan kantor Jaminan Sosial, pembubaran berbagai lembaga, deportasi terhadap imigran, serta pemangkasan perlindungan untuk komunitas transgender dan program kesehatan.
Isu-isu utama yang menjadi sorotan dalam demonstrasi tersebut mencakup maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) pegawai pemerintah yang berdampak pada akses terhadap layanan kesejahteraan dasar, dukungan militer Amerika Serikat terhadap Israel, kebijakan tarif baru yang diberlakukan oleh pemerintah, serta tindakan deportasi terhadap para imigran.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 08 Apr 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 09 Apr 2025