Paylater Bisa Bikin Kantong Jebol, Ini 6 Bahayanya

Redaksi Daerah - Rabu, 24 September 2025 19:49 WIB
6 Bahaya Paylater yang Sering Diabaikan Pengguna, Waspada!

JAKARTA – Paylater adalah sistem pembayaran yang memungkinkan konsumen memperoleh barang lebih dulu dan membayarnya belakangan, baik secara penuh di bulan berikutnya maupun melalui cicilan dalam jangka waktu tertentu.

Layanan ini biasanya diberikan oleh penyedia pinjaman yang bekerja sama dengan platform e-commerce sebagai pihak ketiga.

Hampir semua orang sudah mengenalnya. Menurut djkn.kemenkeu.go.id, paylater tampak praktis dan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan maupun keinginan. Namun, jika digunakan berlebihan, justru bisa menimbulkan kecanduan.

Hal ini karena proses transaksi yang mudah, kebiasaan pengguna menyetujui syarat tanpa membaca detail mengenai bunga dan denda keterlambatan, padahal sudah tercantum dalam ketentuan pengajuan paylater, serta pola hidup konsumtif yang masih tinggi di masyarakat.

Bahaya Paylater yang Sering Diabaikan Pengguna

Dilansir dari berbagai sumber, berikut bahaya paylater yang sering diabaikan oleh pengguna:

1. Tanpa Sadar Terjerat Utang Konsumtif

Paylater sering dipandang sebagai cara praktis untuk berbelanja tanpa harus menggunakan uang tunai. Paylater membuat seseorang lebih gampang tergiur membeli barang yang tidak terlalu diperlukan.

Dengan sistem pembayaran yang ditunda, banyak orang akhirnya tidak memperhatikan kemampuan finansial mereka. Kenyamanan ini berpotensi menumbuhkan perilaku konsumtif.

Banyak orang yang akhirnya melakukan pembelian bukan berdasarkan kebutuhan, melainkan karena tergiur promo atau sekadar ingin mencoba hal baru. Seiring waktu, kebiasaan ini bisa membuat keuangan terkuras tanpa disadari.

2. Ada Bunga dan Biaya Tambahan

Paylater biasanya menawarkan promo seperti bunga 0%. Tanpa disadari, ada biaya lain yang muncul, misalnya biaya administrasi, keterlambatan, atau denda.

Tanpa perhitungan yang teliti terhadap total biaya, barang yang dibeli melalui paylater bisa berakhir jauh lebih mahal dibanding jika dibayar tunai atau dengan metode pembayaran langsung lainnya.

3. Utang Menumpuk

Berbeda dengan kartu kredit yang umumnya memiliki batasan ketat, paylater lebih mudah untuk diakses. Akibatnya, seseorang bisa saja memiliki beberapa akun paylater di berbagai aplikasi.

Kondisi ini berisiko karena tagihan dari tiap platform dapat menumpuk tanpa perhitungan, sehingga saat jatuh tempo total utang bisa membengkak melebihi perkiraan.

4. Peretasan Identitas

Risiko ini sering kali tidak disadari, namun peretasan atau pencurian identitas tetap bisa terjadi meskipun platform sudah dilengkapi sistem keamanan yang kuat.

Bagaimanapun, selalu ada kemungkinan pihak tidak bertanggung jawab meretas data dan menyalahgunakannya.

5. Pengaturan Keuangan Terganggu

Fitur paylater yang terkesan memudahkan justru mengganggu pengelolaan keuangan pribadi karena munculnya cicilan.

Tidak jarang, uang yang seharusnya dialokasikan untuk membayar cicilan terpakai lebih dulu untuk kebutuhan mendesak, sehingga akhirnya cicilan tidak bisa terbayar.

Bahkan, tujuan keuangan, misalnya membeli rumah atau menabung untuk pensiun, bisa tertunda. Pemakaian paylater secara berulang hanya membuat keadaan ini semakin sulit diperbaiki.

6. Jeratan Finansial Jangka Panjang

Kita tidak mengendalikan penggunaan paylater, penggunaan yang tak terkontrol bisa menyeret ke dalam jeratan utang jangka panjang.

Setelah satu cicilan lunas, biasanya muncul godaan untuk mengambil cicilan baru. Pola ini membuat kondisi keuangan jalan di tempat, sulit berkembang, dan menjauh dari target finansial yang ingin dicapai.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 13 Sep 2025

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 24 Sep 2025

Editor: Redaksi Daerah

RELATED NEWS