SOLO (Soloaja.co) - Kota Solo dikenal seantero dunia sebagai kota seni budaya. Hanya saya, disayangkan makin lama perhatian perkembangan seni budaya di kota Bengawan ini makin memudar. Sejumlah ruang seni budaya banyak yang kurang diperhatikan. Salah satunya panggung ketoprak Balekambang.

Forum Budaya Mataram (FBM) salah satu kelompok pemerhati budaya merasa prihatin dengan kurang diperhatikannya kantong kantong seni budaya di kota Solo.

"Sangat disayangkan kota Solo mulai jauh dari nuansa seni budaya. Jangan sampai kebablasan, kita ikuti modernisasi tapi jangan sampai meninggalkan budaya. Yang mendesak adalah memiliki gedung kesenian, nah salah satu tempat yang layak di taman Balekambang ini," kata BRM Kusumo Putro, Ketua FBM, usai acara nonton bareng keluarga besar FBM di Panggung Ketoprak Balekambang, Solo, Sabtu 13 Maret 2021.

Salah satu aksi nyata bentuk dukungan FBM pada seni ketoprak adalah menginisiasi nonton bareng ketoprak bersama seluruh anggota dan keluarga FBM, pada Sabtu malam.

Saat itu Panggung Ketoprak Balekambang tengah menampilkan lakon 'Aryo Penangsang'. Nampak seluruh kursi yang disediakan penuh, meski hanya sepertiga dari kapasitas gedung.

"Saat kami tawarkan nonton bareng ketoprak antusiasme anggota FBR sangat tinggi, tempat pertunjukan penuh. Dan kualitas pertunjukan pun saya rasa sudah cukup baik. Kami berharap ini bisa menjadi pemicu warga Solo kembali mencintai seni ketoprak dan setiap pertunjukan ketoprak selalu dipadati penonton," tandas BRM Kusumo Putro.

Salah satu dukungan dan apresiasi juga disampaikan Chatarina, sejarahwan, akademisi dan pemerhati seni budaya asal Jogjakarta, yang juga tergabung dalam FBM.

"Solo miliki iklim seni budaya yang kuat, hal ini harus dilestarikan. Prihatin sekali kalau mulai ditinggalkan, misalnya saja seni dolanan anak, ada banyak yang mulai punah. Saya mendukung sekali aksi FBM yang bergerak nyata melestarikan seni budaya, salah satunya dengan nonton ketoprak bersama ini," tandas Chatarina.