Madrasah Pertama Generasi Digital: Ketua PKK Jateng Tekankan Kunci Pendidikan Karakter
KUDUS (Soloaja.co) - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, menegaskan bahwa perempuan adalah fondasi karakter dan madrasah peradaban, terutama di tengah tantangan kompleks dunia digital saat ini.
Hal itu disampaikan Ning Nawal—panggilan akrabnya—saat menjadi narasumber dalam Kajian Wanita bertema "Perempuan Sholihah Sebagai Fondasi Karakter dan Madrasah Peradaban" di Gedung Madrasah TBS, Kabupaten Kudus, Sabtu (18/10/2025).
- Sepeda Listrik TAILG Tembus Pasar Solo Raya! Tawarkan Jarak Tempuh Hingga 102 Km
- HUT ke 8 PSC Soloraya Gelar Donor Darah, Santunan hingga Konser Kangen Band di De Tjolomadoe
Istri Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen ini memaparkan empat pilar penting yang dibutuhkan perempuan untuk berhasil mendidik karakter anak dan membangun peradaban masa depan:
* Ilmu dan Akhlak: Ini adalah warisan utama yang akan membentuk peradaban dan melahirkan generasi berkarakter baik.
* Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence): Perempuan mengemban multiperan, sehingga dituntut untuk memiliki manajemen waktu dan manajemen emosi yang baik. "Bagaimana caranya bukan hanya mengatur waktu, tetapi juga memiliki emosi yang baik," jelasnya.
* Growth Mindset (Pola Pikir Berkembang): Ibu harus memiliki pola pikir yang terus tumbuh dan tidak berhenti, senantiasa berupaya meningkatkan kualitas diri dan bermanfaat bagi sesama.
* Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial): Berani mengambil peran dan tanggung jawab sosial untuk menciptakan perubahan dan membangun sebuah peradaban.
- Lewat Kegiatan Panen Raya BRInita, BRI Peduli Perkuat Ketahanan Pangan Berkelanjutan
- Air Minum ES.ER.CE Jadi Teman Lari Pelari di Solo Run Fest 2025
Ibu Sebagai Filter Konten Digital Anak
Ning Nawal mengingatkan, pesatnya perkembangan teknologi digital menghadirkan tantangan yang sangat kompleks bagi anak-anak. Peran aktif ibu sebagai madrasah pertama sangat dibutuhkan untuk membimbing anak di tengah lautan informasi gawai.
"Anak tidak bisa dilarang bermain gawai," tegas Bunda Forum Anak Nasional (FAN) Jateng ini. Solusinya, ibu harus mengarahkan anak untuk:
* Mengakses Konten Positif: Mengarahkan anak pada konten yang positif, bermanfaat, dan mengembangkan kreativitas, sambil memfilter konten negatif.
* Menumbuhkan Pemikiran Kritis: Mengajak anak menjadikan gawai sebagai sarana untuk belajar berpikir kritis, tanpa melupakan etika.
* Quality Time: Ibu mesti memiliki waktu berkualitas dengan anak. Hal ini krusial untuk menumbuhkan ikatan emosional dan memastikan teknologi tidak menjauhkan anak dengan ibunya.
Ia juga menekankan pentingnya mengarahkan anak untuk belajar di lembaga pendidikan agama dengan tenaga pendidik yang memiliki otoritas keilmuan jelas dan bersambung kepada Rasulullah SAW, sebagai benteng karakter di era digital.