Kreatif dan Menyenangkan, Murid SD Muhammadiyah PK Kottabarat Solo Belajar Membatik

Kusumawati - Jumat, 16 Mei 2025 15:57 WIB
seru dan menyenangkan aksi membatik siswa SD Muhammadiyah PK Kottabarat Solo di Kampung Batik Laweyan (soloaja.co)

SOLO (Soloaja.co) - Sebanyak 82 murid kelas II SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Solo mengikuti kegiatan outing class bertema "Ciptakan Kreativitas dan Inovasi Melalui Seni Membatik" di Kampoeng Batik Laweyan, Kamis 15 Mei 2025.

Kegiatan ini dirancang sebagai sarana pembelajaran kontekstual yang menyenangkan sekaligus memperkuat karakter dan kompetensi budaya para murid.

Koordinator tim kelas II, Lusia Wahyu Purbowati, menjelaskan bahwa kegiatan ini telah dirancang sejak awal tahun ajaran 2024/2025. Sebelum terjun langsung ke praktik membatik, para murid telah dikenalkan berbagai motif batik nusantara serta dilatih mewarnai dan membuat karya dari motif tersebut di kelas.

“Harapan kami, outing class ini menjadi metode pembelajaran yang menyenangkan, serta memperluas pengetahuan murid tentang sejarah, budaya, dan kearifan lokal,” ujarnya.

Kegiatan dibuka dengan sambutan dan pemaparan materi dari pengelola Kampoeng Batik Laweyan, Eko Aris Setiyawan. Dalam paparannya, Eko menjelaskan sejarah Kampoeng Batik Laweyan yang dikenal sebagai kampung batik tertua di Indonesia serta pentingnya melestarikan seni membatik yang memerlukan ketelitian dan kesabaran tinggi.

Agenda utama kegiatan dibagi menjadi beberapa tahap. Murid dikelompokkan menjadi tim kecil dan mulai membatik menggunakan canting dan kain mori. Mereka membubuhkan malam di atas pola yang telah disediakan, lalu melanjutkan ke tahap pewarnaan dengan kombinasi lima warna utama: hijau, kuning, biru, hitam, dan merah.

Tahapan berikutnya adalah penjemuran di bawah sinar matahari, sebelum kain dicelupkan ke dalam cairan NaCl. Sementara itu, proses nglorot atau perebusan malam tidak dilakukan oleh para murid.

Ketua pelaksana outing class, Noviana Rahmawati, menjelaskan bahwa hasil karya batik para murid akan dikirim ke sekolah dalam waktu maksimal satu minggu. “Anak-anak sangat antusias dan tak sabar melihat hasil kreativitas mereka sendiri,” tuturnya.

Salah satu murid, Raffaza Saqib Nahdi, mengaku sangat terkesan mengikuti kegiatan ini. “Ini pengalaman pertamaku membatik dengan canting dan malam. Kami juga diajak berkeliling Kampoeng Batik Laweyan. Aku paling kagum dengan batik tulis Al-Qur’an yang butuh waktu empat tahun untuk dibuat,” ujarnya penuh semangat.

Kegiatan outing class ini menjadi pengalaman berharga bagi para murid untuk belajar langsung dari pelaku budaya serta meningkatkan rasa cinta terhadap warisan budaya bangsa.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS