Cara Menghadapi Ekonomi Tak Menentu, Panduan Keuangan untuk UMKM Agar Tetap Tangguh

Redaksi Daerah - Selasa, 09 September 2025 18:00 WIB
Cara Mengatur Keuangan Usaha di Tengah Kondisi Ekonomi Tak Menentu, UMKM Wajib Tahu!

JAKARTA – Di tengah kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian, banyak individu, keluarga, hingga pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) harus berhadapan dengan tekanan finansial serta situasi yang sulit diprediksi. Mengembangkan usaha pun kerap terasa semakin menantang.

Kenaikan biaya operasional, perubahan tren pasar, serta persaingan yang makin ketat menuntut para pemilik usaha untuk mengelola strategi keuangan secara lebih proaktif agar bisnis tetap bertahan dan mampu bertumbuh secara berkelanjutan.

Lantas, strategi apa saja yang bisa membantu UMKM melewati tantangan terbesar mereka?

Cara Mengatur Keuangan UMKM di Tengah Kondisi Ekonomi Tak Menentu

Dilansir dari berbagai sumber, berikut cara mengelola keuangan UMKM:

1. Menyusun Perencanaan Keuangan

Sebelum memulai pembukuan, rencanakan terlebih dahulu seluruh aspek pengelolaan keuangan di awal periode usaha. Buat gambaran menyeluruh mengenai berbagai kegiatan bisnis yang akan dijalankan, kemudian buat catatan rencana keuangan untuk jangka harian, mingguan, dan bulanan.

Perencanaan ini bisa dibuat lebih rinci dengan mencantumkan keterangan terkait pembelian bahan baku, perkiraan modal, serta peralatan yang dibutuhkan untuk kelancaran operasional.

Agar lebih praktis, gunakan aplikasi seperti Google Sheet atau Microsoft Excel sebagai media penyimpanan rencana keuangan usaha kalian.

2. Pisahkan Keuangan Pribadi dan Bisnis

Dengan memisahkan keuangan pribadi dan bisnis, pemilik UMKM dapat lebih mudah memantau pemasukan, pengeluaran, serta profitabilitas usahanya. Pemisahan ini memberikan owner untuk melihat secara jelas tentang aliran dana masuk dan keluar dari bisnis, sehingga mempermudah pengelolaan arus kas.

Selain itu, pemisahan keuangan juga mendukung pembuatan laporan keuangan yang lebih akurat, seperti laporan laba rugi, neraca, dan arus kas. Laporan-laporan ini penting untuk menilai kesehatan finansial bisnis serta membuat keputusan yang tepat.

3. Kelola Arus Kas

Arus kas merupakan nyawa dari sebuah bisnis. Sekalipun keuntungan di atas kertas besar, usaha bisa terancam jika uang tunai tidak cukup untuk kebutuhan operasional sehari-hari. Pastikan pemasukan lebih besar daripada pengeluaran dan tersedia kas yang cukup untuk kebutuhan mendesak.

Pantau pemasukan dan pengeluaran secara rutin. Arus kas dapat dipantau melalui pencatatan keuangan yang dilakukan secara rutin, dengan memperhatikan jumlah uang yang masuk dan keluar setiap periode.

Data keuangan yang dicatat dengan rapi memudahkan pengawasan arus kas secara lebih cepat dan efisien. Untuk menghindari kesalahan dalam pencatatan dan pengawasan arus kas, gunakan aplikasi pembukuan atau layanan akuntan profesional.

4. Fokus pada Produk yang Paling Laris dan Menguntungkan

Di saat kondisi sulit, fokus pada produk yang permintaannya tinggi dan memberi keuntungan lebih besar. Kurangi produksi atau promosi untuk produk yang kurang diminati agar biaya bisa ditekan. Dengan strategi ini, pendapatan tetap terjaga tanpa menambah pengeluaran.

5. Evaluasi Harga Jual Secara Berkala

Selalu tinjau kembali harga jual produk atau layanan, terutama saat biaya bahan baku atau operasional meningkat. Lakukan penyesuaian harga jika memang diperlukan, namun tetap perhatikan kemampuan beli pelanggan. Sampaikan alasan kenaikan harga secara transparan agar pelanggan memahami perubahan tersebut.

6. Mengelola Utang

Utang usaha bisa membantu meningkatkan kinerja bisnis, tetapi utang yang tidak terkontrol justru menimbulkan masalah finansial. Pastikan rasio utang terhadap aset tidak melebihi 50% dan rasio utang terhadap pendapatan tidak lebih dari 30%. Oleh karena itu, sebelum mengambil utang, rencanakan dengan matang.

Jika memang harus berutang, lakukan perhitungan seakurat mungkin. Buat rencana dan target pelunasan yang jelas, karena semakin cepat utang dilunasi, semakin cepat pula UMKM terbebas dari beban finansial.

7. Siapkan Dana Darurat

Dana darurat tidak hanya penting untuk kebutuhan pribadi, tetapi juga krusial bagi kelangsungan bisnis. Sisihkan sebagian dari keuntungan usaha untuk membentuk dana darurat yang bisa dimanfaatkan saat menghadapi tantangan atau penurunan pendapatan. Dengan adanya dana ini, operasional bisnis dapat tetap berjalan tanpa harus bergantung pada pinjaman.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 06 Sep 2025

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 09 Sep 2025

Editor: Redaksi Daerah

RELATED NEWS