media sosial
Senin, 18 Agustus 2025 14:52 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA - Hubungan yang sehat tidak hanya ditopang oleh cinta, perhatian, dan momen mesra. Ada satu aspek krusial yang sering terlupakan, yaitu keterbukaan dalam urusan keuangan. Meski uang bukanlah segalanya, dalam jangka panjang, pengelolaan finansial yang baik menjadi salah satu fondasi terkuat sebuah hubungan.
Sayangnya, tidak semua pasangan menyadari pentingnya hal ini. Masalah keuangan kecil yang diabaikan dapat berkembang menjadi konflik besar. Mulai dari kebiasaan belanja berlebihan, utang yang disembunyikan, hingga perbedaan visi finansial, semua bisa mengikis rasa percaya dan bahkan mengancam kelangsungan hubungan.
Dari berbagai studi, konflik soal uang termasuk penyebab utama keretakan rumah tangga. Tidak heran jika para pakar hubungan menyarankan agar pasangan membicarakan keuangan sejak awal, sama seriusnya dengan membicarakan masa depan bersama.
Dilansir dari IOL, media online ternama asal Afrika Selatan, Kamis, 14 Agustus 2025, ada sejumlah tanda yang perlu diwaspadai sejak dini. Sepuluh ciri berikut ini dapat menjadi “red flag” atau sinyal bahaya bahwa pasangan mungkin memiliki masalah dalam mengelola uang, berikut diantaranya.
Menutup-nutupi utang kartu kredit, pinjaman pribadi, atau cicilan lain dapat membebani keuangan bersama. Kebiasaan ini mencerminkan kurangnya keterbukaan, yang pada akhirnya mengikis kepercayaan.
Pasangan yang boros tanpa mempertimbangkan anggaran berpotensi merusak kestabilan finansial. Pola ini sulit diubah tanpa kesadaran dan komitmen untuk memperbaiki diri.
Perbedaan visi dalam menabung, berinvestasi, atau membelanjakan uang dapat memicu ketegangan. Tanpa kesepakatan tujuan finansial, perencanaan masa depan akan terhambat.
Menghindari pembicaraan tentang pendapatan, pengeluaran, atau rencana keuangan bisa jadi tanda adanya rahasia atau ketidaknyamanan. Padahal, transparansi adalah kunci menjaga kepercayaan.
Jika pasangan terlalu sering meminta bantuan uang atau mengandalkan pinjaman tanpa mencari solusi, hal ini menunjukkan masalah manajemen keuangan dan kurangnya kemandirian.
Tidak menyiapkan dana darurat membuat pasangan rentan terhadap situasi tak terduga. Kebiasaan ini menandakan kurangnya perencanaan jangka panjang.
Memakai akses finansial sebagai alat kontrol atau manipulasi adalah bentuk perilaku toxic yang merusak hubungan.
Sering menunda atau lalai membayar tagihan adalah tanda manajemen uang yang buruk, dan bisa berdampak langsung pada kestabilan rumah tangga.
Tidak berkontribusi pada biaya bersama, seperti sewa rumah atau kebutuhan bulanan, dapat menciptakan beban yang tidak adil bagi salah satu pihak.
Menyembunyikan informasi tentang gaji, investasi, atau aset lainnya adalah bentuk ketidakjujuran yang berpotensi merusak fondasi hubungan.
Menghadapi pasangan dengan tanda-tanda ini memerlukan komunikasi yang jujur dan tegas. Jika masalah berlanjut tanpa perubahan, risiko konflik jangka panjang akan semakin besar. Hubungan yang sehat seharusnya melibatkan kerja sama, saling percaya, dan visi finansial yang sejalan demi masa depan bersama.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Muhammad Imam Hatami pada 17 Aug 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 18 Agt 2025
Bagikan
media sosial
6 hari yang lalu
finansial
14 hari yang lalu