Etika
Jumat, 10 Mei 2024 11:54 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA - Kondisi ekonomi yang tidak menentu dapat menjadi penyebab sejumlah perusahaan mengambil langkah pengurangan karyawan. Alasannya, hanya satu, efisiensi.
Meski begitu, tidak dapat dipungkiri bagi sejumlah karyawan yang menjadi korban PHK mungkin beranggapan bahwa PHK adalah akhir dari hidup mereka.
Anggapan tersebut muncul akibat citra dari karyawan di PHK yang dianggap tidak bisa menampilkan performa yang baik di perusahaan. Oleh sebab itu, mereka terpilih untuk tak lagi dipekerjaan. Padahal, nyatanya tak selalu seperti itu.
Hal ini tentunya membuat korban PHK yang tengah mencari pkerajaan baru akhirnya ketar ketir. Bahkan, beberapa di antaranya merasa bingung untuk menjawab pertanyaan mengenai mengapa Anda sampai jadi korban PHK.
Mengutip Insider, pelatih karier di London mengatakan tak ada yang harus dipermalukan perihal kehilangan pekerjaan. Ia menambahkan, ketika PHK dilakukan oleh sebuah perusahaan, biasanya hal tersebut bukanlah karena masalah pribadi.
Hal serupa dikatakan oleh Wakil Kepala Humas CarrierBuilder, Sara Skirboll. Ia mengatakan pemberi kerja tidak perlu melihat PHK secara negatif karena banyak kekuatan yang dapat memengaruhi bisnis.
"Jika Anda seorang profesional atau manajer perekrutan atau profesional SDM, Anda akan memahami dan menyadari bahwa itu bukan kesalahan karyawan atau pencari kerja. Hal-hal ini terjadi, dan mereka berada di luar kendali mereka," ujarnya sebagaimana dikutip TrenAsia.com.
Lebih lanjut, berikut 5 tips yang bisa diterapkan saat wawancara kerja saat membicarakan mengenai alasan Anda di PHK oleh perusahaan tempat bekerja sebelumnya.
Penting untuk jujur dan terbuka tentang diberhentikan dalam wawancara. Sebab, mempekerjakan seseorang pastinya bukan keputusan pribadi.
"Jika Anda di-PHK karena keadaan ekonomi saat ini, jujur saja. Beri tahu mereka bahwa kehilangan pekerjaan bukan karena kinerja Anda," kata Skirboll.
Menjelaskan keadaan di balik keputusan juga dapat menciptakan kejelasan yang lebih besar.
Ia menambahkan bahwa selama ini Ia telah melihat situasi di mana karyawan di PHK bukan karena kinerjanya, melainkan imbas dari aksi korporasi yang diambil perusahaan.
"Jika Anda berada dalam situasi seperti itu, saya Saya pikir penting untuk menyebutkan bahwa Anda bukan satu-satunya orang yang terpengaruh," katanya.
Meskipun di-PHK sering kali merupakan pengalaman yang mengecewakan, Skirboll mengatakan Anda harus lebih fokus pada hal-hal positif saat mencari pekerjaan.
"Bicarakan tentang keterampilan dan prestasi Anda dan apa yang Anda lakukan dan bagaimana Anda memberi nilai bagi organisasi, dan tidak perlu menggali fakta bahwa Anda diberhentikan," katanya.
Buj juga mengatakan agar Anda menunjukkan bagaimana caranya menambah nilai pada peran Anda saat Anda bekerja. Karenanya, membuat daftar pencapaian terukur adalah tempat yang baik untuk memulai.
"Sebutkan keterampilan dan kualitas apa yang Anda tingkatkan untuk menghasilkan hasil tersebut. Anda pasti ingin memiliki contoh dan cerita spesifik yang akan mengilustrasikan dan menunjukkan bagaimana Anda telah membantu departemen Anda mencapai tujuan tersebut," katanya.
Di suatu waktu, pemberi kerja mungkin akan bertanya mengenai apa yang Anda lakukan di waktu senggang.
Buj mengatakan untuk menanggapi hal ini, lebih baik tekankan sesuatu yang positif yang telah Anda lakukan untuk meningkatkan keterampilan Anda selama waktu itu.
Menjelekkan perusahaan lama dan mantan Bos Anda merupakan sesuatu yang biasanya sangat lumrah dilakukan karyawan korban PHK. Meski demikian, saat mencari pekerjaan baru, sebisa mungkin Anda mengatakan hal yang netral dan positif.
"KetikaAnda berpikir majikan terakhir Anda benar-benar mengerikan, jangan sebutkan itu dalam sebuah wawancara. Saya telah melihat beberapa orang yang sangat senior membuat kesalahan itu," ujar Buj.
Di sisi lain, Skirboll memperingatkan bahwa ini adalah menjelakkan mantan bos merupakan hal yang tabu karena pemberi kerja mungkin mengira Anda akan membicarakannya seperti itu di masa mendatang.
Siapkan referensi Anda terlebih dahulu. Sebab, Jika Anda masih memiliki hubungan yang baik dengan perusahaan Anda sebelumnya, itu selalu merupakan pertanda baik.
Sebagai contoh, ketika Anda berbicara dengan perekrut atau manajer perekrutan bahwa Anda diberhentikan, Anda dapat menjelaskan bahwa ada merger atau seluruh departemen terpengaruh.
Namun mengatakan bahwa Anda punya banyak referensi positif di perusahaan lama akan membuat kesan lebih baik dibanding menjelaskan alasan Anda menjadi koraban PHK.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rizky C. Septania pada 05 Feb 2023
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 10 Mei 2024
Bagikan
Korea Selatan
11 hari yang lalu