anak
Kamis, 14 Desember 2023 20:16 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA - Setiap orang tua pastinya akan sellau menginginkan anak-anak bisa tumbuh menjadi seseorang yang sukses, mandiri dan menjalani kehidupannya dengan bahagia.
Namun, orang tua tentu juga kerap merasakan kesulitan saat melihat buah hati mereka gagal dan menyaksikan bagaimana mereka merasa tidak nyaman dan kecewa tentu menjadi tantangan tersendiri dalam proses parenting yang Anda lakukan.
Seperti diketahui, rasa sakit, kegagalan dan ketidaknyamanan merupakan pengalaman yang sangat penting untuk perkembangan masa kanak-kanak yang sehat sehingga anak-anak bisa belajar keterampilan hidup untuk proses mereka ke depannya.
Sayangnya banyak orang tua yang kerap mengabaikan poin penting ini, pola asuh seperti ini disebut parenting snowplow. Atau kerap juga disebut pula parenting lawnmower (mesin pemotong rumput) atau parenting buldoser.
Dikutip dari Webmd.com pada Kamis, 14 Desember 2023, parenting snowplow adalah gaya pengasuhan yang berupaya menghilangkan semua hambatan dari jalur anak sehingga mereka tidak mengalami rasa sakit, kegagalan, atau ketidaknyamanan.
Dilansir dari Parents.com istilah ini digunakan untuk menggambarkan bagaimana snowplow atau mesin pembajak salju membersihkan salju di jalanan. Begitu pula dengan orang tua snowplow yang berusaha menghilangkan segala rintangan yang menghalangi jalan anak mereka. Istilah ini dipopulerkan oleh artikel The New York Times yang mengacu pada skandal penerimaan perguruan tinggi "Operation Varsity Blues" pada tahun 2019.
Alasan dibalik parenting snowplow ini biasanya adalah karena orang tua ingin anaknya bahagia dan sukses dan tidak ingin melihatnya gagal.
Pembenaran lain yang umumnya dirasakan orang tua adalah agar lebih cepat atau lebih mudah. Alih-alih mengajari anak mereka melakukan pekerjaan mereka dengan benar orang tua kerap kali mengambil alihnya agar lebih cepat selesai.
Beberapa perilaku orang tua snowplow yang umum terjadi meliputi “membantu” anak mengerjakan proyek atau tugas dengan melakukan sebagian besar pekerjaan atau bahkan seluruhnya.
Mereka juga kerap mencoba melakukan intervensi jika anak mendapat nilai buruk atau terus-menerus berhubungan dengan guru anaknya.
Mengasuh anak dengan pola snowplow terkadang memang membuat orang tua merasa lega dan jauh dari perasaan stres dan frustasi.
Namun, jika dilakukan secara terus-menerus pola parenting ini tentu akan berdampak negatif pada perkembangan masa kanak-kanak, dan menempatkan anak-anak pada posisi tidak mampu melakukan segala sesuatunya sendiri.
Selain itu, anak juga akan mengalami kesulitan dalam mengatasi rasa frustasi, tidak memiliki kemampuan problem solving yang baik, menurunkan rasa efikasi diri dan meningkatkan kecemasan.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 14 Dec 2023
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 14 Des 2023
Bagikan
finansial
2 bulan yang lalu