Sri Mulyani Vs Purbaya: Begini Perbandingan Kekayaan Keduanya

Kamis, 11 September 2025 11:05 WIB

Penulis:Redaksi Daerah

Editor:Redaksi Daerah

Perbandingan Kekayaan Sri Mulyani Vs Purbaya, Menteri Keuangan yang Sedang Disorot
Perbandingan Kekayaan Sri Mulyani Vs Purbaya, Menteri Keuangan yang Sedang Disorot

JAKARTA - Perombakan kabinet oleh Prabowo Subianto yang menunjuk Purbaya Yudhi Sadewa menggantikan Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan langsung menarik perhatian publik.

Hal ini bukan hanya karena posisi strategis sebagai pengelola keuangan negara, tetapi juga lantaran keduanya kerap jadi sorotan terkait transparansi harta kekayaan. Publik pun penasaran, siapa yang lebih kaya antara Sri Mulyani yang telah berkiprah di level global, atau Purbaya yang baru menapaki jabatan puncak di bidang fiskal Indonesia?

Sri Mulyani, yang sudah menduduki kursi Menteri Keuangan sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hingga dua periode kepemimpinan Jokowi, dikenal luas sebagai teknokrat dengan nama besar di kancah internasional.

Menelisik harta kekayaan Sri Mulyani dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), tercatat mencapai Rp 92,85 miliar per akhir 2024. Harta kekayaan itu dilaporkan Sri Mulyani pada 8 September 2025.

Nilai hartanya naik sekitar Rp13 miliar, dibandingkan laporan tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp79,84 miliar. Rincian harta Sri Mulyani terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp49,54 miliar, surat berharga Rp34,94 miliar, kas dan setara kas Rp16,5 miliar.

Serta alat transportasi dan aset bergerak lainnya senilai Rp391,7 juta. Kendaraan Sri Mulyani yang tercatat di antaranya motor Honda Rebel CMX500, Honda Scoopy, Honda PCX, dan mobil Toyota Innova Zenix.

Hal yang menarik, harta kekayaan Sri Mulyani mengalami kenaikan signifikan dalam setahun terakhir. Pada LHKPN 2023 yang dilaporkan Maret 2024, ia memiliki kekayaan bersih sebesar Rp79,84 miliar, dengan komposisi tanah dan bangunan Rp48,99 miliar, surat berharga Rp24,28 miliar, serta kas Rp15,45 miliar.

Sementara itu, penggantinya, Purbaya Yudhi Sadewa, melaporkan harta kekayaan sebesar Rp39,21 miliar pada LHKPN 2024. Nilainya memang hanya separuh dari Sri Mulyani, namun tetap terbilang fantastis bagi pejabat negara.

Kekayaan terbesar Purbaya berasal dari tanah dan bangunan di Jakarta Selatan senilai Rp30,5 miliar. Dilansir dari LHKPN, Purbaya mempunyai aset tanah dan bangunan yang seluruhnya milik sendiri senilai Rp30.500.000.000.

Meliputi tanah dan bangunan seluas 2.152 meter persegi (m2)/400 m2 di Jakarta Selatan setara Rp13.000.000.000; tanah dan bangunan seluas 120 m2/100 m2 di Jakarta Selatan Rp1.500.000.000; dan tanah seluas 1.787 m2 di Jakarta Selatan Rp16.000.000.000.

Kendaraan Mewah

Ia juga tercatat memiliki kendaraan mewah senilai Rp3,6 miliar. Purbaya juga melaporkan kepemilikan aset kendaraan senilai Rp3.606.000.000. Rinciannya terdiri dari Mobil Mercedes Benz Sedan Tahun 2008 seharga Rp200.000.000; Mobil BMW Jip atau SUV Tahun 2019 Rp1.600.000.000; Mobil Toyota Alphard Minibus Tahun 2019 Rp1.000.000.000.

Kemudian Motor Yamaha XMAX BG6 AT Tahun 2018 Rp55.000.000; Mobil Peugeot Jip atau SUV New 5008 Tahun 2019 Rp730.000.000; dan Motor Honda Vario 125 Tahun 2021 Rp21.000.000.Seluruh aset tersebut juga merupakan hasil sendiri.

Sedangkan harta bergerak lainnya Rp684 juta, surat berharga Rp220 juta, serta kas Rp4,2 miliar dan yang menarik, ia tidak memiliki utang sama sekali. Profil kekayaannya relatif sederhana dengan fokus pada properti domestik dan aset likuid.

Berbeda dengan Sri Mulyani, portofolio Purbaya lebih terkonsentrasi pada tanah dan bangunan, yang menguasai lebih dari 75% total hartanya. Tidak adanya utang pribadi bisa dianggap sebagai keunggulan finansial, sekaligus mencerminkan gaya hidup lebih konservatif.

Perbandingan harta ini pada akhirnya bukan soal siapa lebih kaya, melainkan seberapa besar integritas dan kapasitas mereka dalam mengelola keuangan negara. Sri Mulyani telah meninggalkan jejak reputasi sebagai penjaga stabilitas fiskal, meski diwarnai kontroversi kebijakan.

Purbaya kini ditantang untuk membuktikan bahwa kekayaan pribadi yang lebih ramping bukan hambatan, melainkan peluang untuk menunjukkan integritas dan keberpihakan pada kepentingan publik. Dengan mata dunia usaha dan investor global tertuju ke Jakarta, transisi ini akan menjadi ujian besar bagi Menteri Keuangan baru dalam menjaga kepercayaan pasar.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Debrinata Rizky pada 10 Sep 2025 

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 11 Sep 2025