SD Muhammadiyah PK Kottabarat Latih Kecakapan Abad 21 dengan Membuat Karya Kreatif

Sabtu, 11 September 2021 16:51 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

IMG-20210911-WA0040.jpg

SOLO (Soloaja.co) - Ada empat kompetensi yang harus dimiliki siswa di abad 21 yang disebut 4C, yaitu Critical Thinking and Problem Solving (berpikir kritis dan menyelesaikan masalah), Creativity (kreativitas), Communication Skills (kemampuan berkomunikasi), dan Ability to Work Collaboratively (kemampuan untuk bekerja sama).

Upaya mengasah kompetensi tersebut bisa dilakukan dengan berbagai kegiatan yang melibatkan siswa. Salah satunya membuat karya kreatif seperti yang dilakukan oleh SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta.

Sejumlah 85 siswa kelas VI sekolah tersebut mengikuti Program Gembira Belajar (Progejar) dengan materi membuat karya kreatif konektor masker dari mote dan manik-manik, Jumat (10/9/2021).

Menurut Ustazah Siti Junaidati, Guru Kelas VI, dipilihnya konektor masker sebagai karya kreatif karena situasi pandemi yang mengharuskan penggunaan masker ketika beraktivitas di luar ruangan. Dengan menambahkan konektor, pemakaian masker menjadi lebih nyaman.

“Alasan lainnya adalah untuk memperkuat karakter siswa dalam hal kesabaran dan ketelatenan. Selain itu menerapkan kurikulum berbasis ekonomi kreatif, sesuai dengan yang sudah dicanangkan sekolah," ujar Ust. Dati.

Kegiatan yang berlangsung secara daring melalui Zoom Meeting dan  kanal YouTube SDMUHPK TV ini dipandu oleh Nila Masnuri Yunita, pengurus Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah.

Kak Nuri, sapaan akrabnya, memandu siswa dari awal hingga akhir kegiatan. Menurutnya, langkah pertama dalam pembuatan konektor masker adalah mengukur panjang senar sesuai ukuran yang dibutuhkan, kemudian dipotong. ,elanjutnya pengait masker dimasukkan dan ditali pada bagian ujung senar.

"Langkah berikutnya, siswa mulai memasukkan manik-manik dan mote pada senar dan disusun dengan pola tertentu secara rapi. Langkah terakhir adalah memasukkan kembali pengait kemudian ditali agar manik-manik yang tersusun tidak lepas," ungkap Nuri.

Salah satu siswa kelas VI, Kharell Rasya Wicaksono, mengungkapkan pada awalnya merasa bingung ketika menyusun konektor, tetapi setelah mengikuti dari awal sampai akhir dia berhasil membuatnya.

“Sangat menyenangkan dan menambah pengalaman,” pungkas Kharell.