Karanganyar
Kamis, 23 Maret 2023 19:36 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
KUDUS (Saoloaja.co) - Persatuan Agronomi Indonesia (PERAGI) dan Perhimpunan Hortikultura (PERHORTI) Komda Jawa Tengah melakukan penanaman dan pendampingan dalam program tanam buah kelengkeng. Program ini sebagai inisiasi pengembangan kampung buah di desa Wonosoco Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus.
Menurut Ketua Peragi Komda Jawa Tengah yaitu Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S., dan ketua Perhorti Komda Jawa Tengah Prof. Dr. Ir. Eddy Triharyanto, M.P, kegiatan penanaman kelengkeng ini merupakan program kegiatan pembuka yang dilakukan di Tahun 2023. PERAGI Komda Jawa Tengah bersama-sama melakukan kegiatan bersama dengan PERHORTI Komda Jawa Tengah.
“Kegiatan ini diprakarsai oleh Forum DAS bersama-sama dengan Peragi, Perhorti Komda Jawa Tengah, Faperta UMK, Faperta UNS, Organisasi Kemasyarakatan seperti PCNU Kudus, dan PPM Macab Kudus, serta dunia usaha seperti PT Nojorono dan PT Mubarokfood Cipta Delicia.” Ungkap Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, dalam rilisnya Kamis 24 Maret 2023.
Prof Bambang menyampaikan bahwa lahan yang ditanami merupakan milik Perhutani yang dikerjasamakan dengan kelompok Tani. Bibit tanaman kelengkeng merupakan bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup. Dikatakannya lebih lanjut bahwa penanaman tanaman hortikultura khususnya kelengkeng ini untuk tujuan meningkatkan peran tanaman kelengkeng dalam kontribusinya untuk peningkatan penghasilan, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat .
Selanjutnya beliau menambahkan bahwa gerakan penanaman 1000 bibit tanaman Kelengkeng (Dimocarpus longan L.,) di Desa Wonosoco, dalam rangka melakukan rehabilitasi dan konservasi lahan serta merintis terwujudnya kampung hortikultura kelengkeng di desa Wonosoco. Kegiatan ini bertujuan mengangkat potensi komoditas unggulan desa dengan berbasis pada teknik budidaya agroforestri.
Prof Samanhudi selaku Dekan Fakultas Pertanian UNS sekaligus sebagai Sekretaris Peragi Komda Jawa Tengah menyampaikan bahwa target luaran dan dampak yang dihasilkan pada kawasan tersebut menjadi hijau, sekaligus meningkatkan pendapatan.
“Dengan adanya komoditas kelengkeng sebagai komoditas unggulan desa, serta memperbaiki kualitas lingkungan seperti memperbaiki sistem hidrologi, iklim mikro, mengurangi bahaya banjir, menanggulangi tanah longsor, dan sebagainya.” Pungkas Prof Samanhudi.
Bagikan