Penting! Kenali Gejala Diabetes pada Anak dan Cara Pencegahannya Sejak Awal

Selasa, 06 Mei 2025 12:20 WIB

Penulis:Redaksi Daerah

Editor:Redaksi Daerah

Waspada! Diabetes Bisa Serang Anak, Ketahui Gejala dan Cara Pencegahannya
Waspada! Diabetes Bisa Serang Anak, Ketahui Gejala dan Cara Pencegahannya

JAKARTA - Selama ini, diabetes sering dianggap sebagai penyakit yang hanya menyerang orang dewasa. Padahal, anak-anak juga bisa terkena Diabetes Melitus Tipe 1 (DM Tipe 1), yaitu kondisi autoimun di mana pankreas tidak lagi mampu memproduksi insulin.

Insulin adalah hormon penting yang berfungsi membantu glukosa masuk ke dalam sel tubuh. Jika produksi insulin terganggu, kadar gula akan menumpuk dalam darah, yang berisiko menimbulkan komplikasi serius apabila tidak segera ditangani dengan tepat.

Risiko dan Penyebab DM Tipe 1 pada Anak

DM Tipe 1 pada anak disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah faktor genetik yang dikombinasikan dengan gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh keliru menyerang sel beta di pankreas yang bertugas memproduksi insulin. 

Selain itu, faktor lingkungan juga bisa memicu penyakit ini, seperti infeksi virus tertentu, pola makan tinggi gula yang berulang, hingga paparan zat kimia tertentu yang dapat merusak sel beta, terutama pada anak-anak yang memiliki kerentanan genetik. 

Berbeda dengan DM Tipe 2 yang sering dikaitkan dengan obesitas, DM Tipe 1 dapat menyerang anak-anak dengan berat badan normal sekalipun.

Kenali Gejala Sejak Dini

Gejala awal DM Tipe 1 pada anak perlu dikenali sejak dini agar tidak terlambat ditangani. Beberapa tanda yang harus diwaspadai antara lain rasa haus berlebihan, frekuensi buang air kecil yang meningkat, rasa lapar terus-menerus meskipun sudah makan dalam porsi cukup, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, serta kelelahan dan rasa lemas yang berkepanjangan.

 Jika tidak segera ditangani, kondisi bisa berkembang menjadi ketoasidosis diabetikum (DKA), yaitu kondisi gawat darurat yang ditandai dengan mual, muntah, napas cepat, dan penurunan kesadaran. Pemeriksaan gula darah sewaktu sangat dianjurkan jika gejala ini muncul. 

Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan kadar gula darah lebih dari 200 mg/dL, maka evaluasi dan penanganan medis segera sangat diperlukan.

Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan bahwa kasus DM Tipe 1 pada anak di Indonesia mengalami lonjakan signifikan dalam dua dekade terakhir. 

Pada tahun 2000, tercatat hanya 3,88 kasus per 100.000 anak. Jumlah ini meningkat menjadi 28,19 kasus per 100.000 anak pada tahun 2010. Sementara itu, dalam periode 2022 hingga April 2025, terdapat 1.948 kasus baru DM Tipe 1 pada anak, dengan proporsi 58 persen pasien perempuan dan 42 persen laki-laki. 

Peningkatan ini menjadi sinyal bahwa DM Tipe 1 pada anak bukan lagi penyakit langka, melainkan masalah kesehatan masyarakat yang perlu penanganan lebih serius.

Meskipun DM Tipe 1 tidak sepenuhnya dapat dicegah karena bersifat autoimun, langkah-langkah deteksi dini dan gaya hidup sehat dapat mengurangi risiko komplikasi yang lebih berat. 

Beberapa strategi yang disarankan meliputi penyuluhan rutin di sekolah dan posyandu untuk mengenalkan gejala DM Tipe 1 sejak dini, serta skrining dini melalui pemeriksaan gula darah sewaktu pada anak-anak yang menunjukkan gejala. 

Pola makan sehat juga sangat penting, yakni dengan membatasi konsumsi karbohidrat sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks seperti beras merah dan gandum utuh, ditambah konsumsi protein tanpa lemak serta sayuran dalam jumlah cukup. 

Anak-anak juga perlu didorong untuk aktif secara fisik setidaknya 30 menit per hari melalui kegiatan seperti bermain di luar, bersepeda, atau berjalan kaki. 

Tak kalah penting, dukungan psikososial bagi anak dan keluarganya perlu diberikan agar proses pengelolaan insulin tidak menimbulkan stigma atau tekanan emosional.

Mendorong Gaya Hidup Sehat Sejak Dini

Penerapan gaya hidup sehat harus dimulai sejak dini dalam keluarga. Konsumsi karbohidrat kompleks seperti gandum utuh, beras merah, dan oatmeal dapat membantu menjaga kestabilan gula darah karena diserap lebih lambat oleh tubuh. 

Serat dari sayuran hijau dan buah-buahan rendah gula juga berperan dalam memperlambat penyerapan glukosa. Selain itu, protein berkualitas dari ikan, ayam tanpa kulit, dan kacang-kacangan penting untuk mendukung pertumbuhan anak dan membantu pengendalian gula darah. 

Orang tua juga perlu membatasi pemberian gula tambahan dari minuman manis dan camilan tinggi gula, dengan mengurangi frekuensi maupun porsinya.

DM Tipe 1 bukan sekadar persoalan medis, melainkan juga masalah sosial dan edukasi. Pengenalan gejala, deteksi dini, edukasi berkelanjutan, serta pembentukan pola hidup sehat perlu menjadi bagian dari kebiasaan keluarga dan lingkungan anak. 

Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi antara orang tua, sekolah, tenaga kesehatan, dan pemerintah dalam menciptakan ekosistem yang mendukung anak-anak tumbuh sehat dan tangguh menghadapi tantangan penyakit. 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 04 May 2025 

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 06 Mei 2025