Wong Solo
Selasa, 04 November 2025 15:14 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi

SOLO (Soloaja.co) - Upaya menjaga keharmonisan internal Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat kembali mencuat menjelang upacara pemakaman SISKS Pakoe Bhoewono XIII. Hal ini ditegaskan oleh Seno Adjie, Kerabat Jakarta Keraton Surakarta, yang mengaku sejak lama dipercaya sebagai penengah dalam dinamika keluarga besar Keraton.
Melalui keterangan resminya, Seno Adjie menegaskan bahwa posisinya tetap berada di tengah, tidak memihak salah satu kubu manapun, sebuah posisi yang diyakininya telah disaksikan oleh para pihak di lingkungan Keraton.
Fokus Utama: Jaga Suasana Kondusif
Kedatangan Seno Adjie kali ini ke Keraton Surakarta bertujuan untuk memberikan masukan penting menjelang upacara pemakaman yang akan digelar besok.
"Fokus utama kita saat ini adalah memastikan prosesi pemakaman berjalan dengan tertib, lancar, dan penuh penghormatan," ujar Seno Adjie.
Ia secara khusus mengimbau agar seluruh pihak menjaga suasana tetap kondusif, terutama selama masa sebelum 40 hari wafatnya PB XIII. "Tidak ada pernyataan-pernyataan publik yang dapat menimbulkan situasi yang tidak harmonis," pintanya.
Seno Adjie juga mengingatkan kepada para Gusti dan seluruh keluarga besar agar prosesi ini menjadi bukti bahwa Keraton Surakarta tetap menjadi tonggak utama budaya dan adat Jawa, khususnya Trah Mataram Surakarta, yang terus menjaga tatanan adat-istiadatnya dengan penuh kewibawaan.
Imbauan kepada Pemerintah dan Pihak Luar
Dalam pernyataannya, Seno Adjie menyampaikan imbauan yang tegas kepada pihak eksternal Keraton.
"Dengan hormat saya menyampaikan agar aparat pemerintahan maupun pihak luar tidak turut mencampuri urusan internal keluarga besar Keraton Surakarta," tegasnya.
Ia menekankan bahwa urusan internal Keraton merupakan ranah keluarga yang saat ini sedang diupayakan untuk dikomunikasikan dan diselaraskan secara baik, arif, dan bermartabat.
Seno Adjie berharap momentum wafatnya PB XIII ini dapat menjadi titik awal bagi kebangkitan kembali marwah dan kejayaan Keraton Surakarta di era PB XIV, sehingga Keraton dapat kembali menjadi pusat adat, budaya, dan peradaban Jawa yang sejati.
Bagikan