Moderasi Beragama
Jumat, 26 Agustus 2022 22:26 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
KARTASURA (Soloaja.co) - Bendera Merah Putih sepanjang 1000 meter dan 30 gunungan hasil bumi, diarak mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta. Diarak dari halaman Kampus UIN menuju petilasan Keraton Kartasura Sukoharjo, Jumat 26 Agustus 2022.
Pembentangan bendera merah putih tersebut sebagai aksi nasionalisme HUT ke 77 Kemerdekaan RI, sekaligus juga mengenalkan Keraton Kartasura pada mahasiswa UIN, terlebih lokasi UIN juga berada dalam kawasan BCB tersebut.
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Wahyu Tri Utami mengatakan Prosesi pembentangan bendera merah putih dilakukan oleh 900 mahasiswa baru FEBI UIN, dibawa dibentangkan mulai dari kampus UIN Raden Mas Said menuju petilasan Keraton Kartasura.
"Mahasiswa juga membawa 30 gunungan kecil berisi buah dan sayuran, untuk kemudian setelah sampai di taruh di pendopo petilasan. Jumlah tersebut sekaligus simbolis 30 tahun UIN Raden Mas Said. Ini bukan kegiatan pertama, tapi kedepan akan ada lagi untuk ikut melindungi dan melestarikan peninggalan sejarah ini," ungkap Wahyu.
Dekan FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta, Rahmawan Arifin mengatakan kirab bentang bendera 1.000 meter ini untuk mengenalkan petilasan Keraton Kartasura kepada para mahasiswa baru. Mereka juga membawa 30 gunungan kecil.
"Kampus UIN itu tidak jauh dari petilasan Keraton Kartasura yang dulu menjadi pusat kebudayaan Jawa. Kita harus ikut menjaga dan melestarikan,memang dibongkarnya tembok bekas Keraton Kartasura belum lama ini menjadi inspirasi ikut menjaga dan melestarikan peninggalan leluhur yang luar biasa ini.” Kata Rahmawan.
Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Kasunanan Surakarta, GKR Koes Murtiyah Wandasari yang ikut hadir dalam acara tersebut mengapresiasi kegiatan ini.
"Alhamdulillah, kepedulian masyarakat dalam hal ini mahasiswa untuk ikut menjaga petilasan Keraton Kartasura ini tinggi. Generasi muda akan paham dengan sejarah negara ini, jadi komunitas adat terjaga," papar Gusti Moeng demikian biasa disapa.
Bagikan