Kelainan Refraksi atau Low Vision Menjadi Ancaman Untuk Anak

Rabu, 23 Desember 2020 03:58 WIB

Penulis:Kusumawati

Sosialisasi kelainan refraksi atau low vision oleh tim RG UNS
Sosialisasi kelainan refraksi atau low vision oleh tim RG UNS undefined

 

SOLO (Soloaja.co) – Kelainan refraksi atau low vision menjadi ancaman bagi anak anak Indonesia. Dari data, prevalensi kelainan refraksi di Indonesia sebesar 25% dari total populasi atau sekitar 55 juta jiwa masyarakat Indonesia.

Tim Riset Grup (RG) _Pregnancy Health Delivery and Child Development_ Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melakukan pengabdian khusus untuk menolong anak anak dengan gejala kelainan refraksi.

Erindra Budi, salah satu anggota Tim RG, mengatakan menurut riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2013 di Jawa Tengah, persentasi severe low vision sebesar 1,1% dari total populasi atau sekitar 329.428 jiwa yang memiliki keterbatasan penglihatan. Hal tersebut menjadi fokus permasalahan sehingga dibutuhkan peran aktif dalam mencegah dan menanggulangi gangguan penglihatan.

“Sebanyak 10 persen dari 66 juta anak sekolah di Indonesia menderita kelainan refraksi, Kondisi ini jika tidak ditangani segera akan menyebabkan kebutaan sehingga menurunkan kualitas generasi muda,” ujar Erindra Budi, S.Kep.Ns,M.Kes, Selasa 22 Desember 2020.

Tim RG mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan dan pemeriksaan kelainan refraksi bagi murid SD Muhammadiyah 13 Serengan Surakarta. Dihadiri oleh 30 murid dan 5 guru kegiatan di Masjid H. Inoe Potrojayan Serengan Surakarta.

Kelainan ini adalah salah gangguan mata saat memproses suatu penglihatan akibat ketidakseimbangan pada optik mata, sehingga menghasilkan bayangan yang kabur. Kelainan refraksi merupakan salah satu kelainan mata yang sering dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Erindra Budi menambahkan melalui kegiatan ini semoga orangtua, murid, guru dan pihak terkait lebih peduli terhadap penyakit yang bisa menimbulkan kebutaan melalui kegiatan preventif dan promotif. Sehingga melalui pengabdian ini bisa memberikan hak asasi anak agar bisa melihat dengan baik dan maksimal dalam belajar.

Tujuan kegiatan ini untuk mendukung Program _Vision 2020, the right to sight._ Yakni program berupa komitmen yang ditandatangani setidaknya 40 negara saat World Health Assembly ke-56, tahun 2003 untuk mendukung program _Elimination of Avoidable Blindness_ yaitu program untuk mengurangi penyakit mata yang bisa menimbulkan kebutaan.

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mencegah dan menanggulangi gangguan penglihatan khususnya pada anak usia SD, dimana pada usia tersebut kemampuan penglihatan masih dapat berkembang secara optimal.

Kegiatan ini berlangsung dengan baik berkat kerja sama yang baik oleh tim RG Pregnancy Health Delivery and Child Development FK UNS dipimpin oleh Prof. Dr. Soetrisno, dr, SpOG(K), dengan anggota Dr. Senyum Indrakila, dr, SpM. Annang Giri, dr, SpA, Hary Wahyu, dr, SpA. Hafi Nurinasari, dr,SpOG, Tri Nugraha, dr, PhD, Erindra Budi, S.Kep.Ns,M.Kes.

Kemudian dukungan dari berbagai pihak diantaranya Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS, SD Muhammadiyah 13 Serengan Surakarta, Takmir Masjid H. Inoe Potrojayan Serengan Surakarta yang telah membantu kelancaran kegiatan ini.