UVBN
Senin, 06 September 2021 17:15 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
SOLOAJA.CO - Paralimpiade Tokyo 2020 telah berakhir dengan sejarah baru, yang ditorehkan atlit kebanggaan Indonesia.
Dengan torehan dua medali emas, tiga perak dan empat perunggu mampu menempatkan Indonesia di urutan ke 43 daftar perolehan medali.
Setelah menunggu 41 tahun sejak perhelatan Paralimpiade 1980 yang digelar di Arnhem, Belanda akhirnya Indonesia bisa akhiri puasa emas. Atlet bulutangkis asal Jawa Timur, Khalimatus Sadiyah, berhasil mempersembahkan medali emas pertama untuk Indonesia dalam Paralimpiade Tokyo 2020 saat memenangkan final ganda putri bersama rekannya, Leani Ratri Oktila, pada Sabtu 4 September 2021.
Atlet asal Mojokerto berusia 21 tahun yang lahir pada 17 September 1999 dan akrab disapa Alim ini memenangi final ganda putri bersama Leani Ratri Oktila saat melawan atlet Cina, Cheng Hefang dan Ma Huihui di Yoyogi National Stadium. Keduanya menang telak di dua babak dengan skor 21-18 dan 21-12 dalam waktu 32 menit saja.
Dalam pertandingan tersebut, Alim dan Leani masuk dalam klasifikasi SL3-SU5. Klasifikasi SL3 merupakan kelas atlet dengan gangguan berjalan atau tidak seimbang. Sedangkan klasifikasi SU5 untuk atlet dengan keterbatasan bagian tubuh atas seperti salah satu tidak bisa digunakan secara normal.
Atas prestasi yang mengharumkan bukan hanya nama daerah, tapi juga bangsa dan negara Republik Indonesia ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku bangga dan bersyukur serta apresiasinya atas prestasi ini.
Menurut Gubernur Jatim yang lekat disapa Khofifah ini, capaian Alim merupakan kebanggaan besar bagi Jatim mengingat ia adalah salah satu putri daerah yang membawa harum nama Jatim hingga kancah dunia.
"Selamat untuk Khalimatus Sadiyah dan Leani Ratri Oktila yang telah berhasil mempersembahkan emas pertama Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020. Alhamdulillah, kita bersyukur dan bangga bahwa ada puteri daerah yang mengharumkan nama Jatim dan Indonesia di kancah internasional," ungkap Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, seperti dilansir dari kominfo.pemprovjatim.go.id.
Khofifah menambahkan, betapa sosok Alim merupakan contoh nyata di mana kekurangan dalam diri tiap individu dapat menjadi kekuatan yang bisa membawanya pada kesuksesan. Hal tersebut, lanjutnya, sudah semestinya tertanam pada benak setiap orang khususnya generasi penerus di Jatim.
"Prestasi atlet kita ini adalah bukti bahwa kekurangan bukanlah batasan untuk tidak meraih kesuksesan. Bahkan, dengan berkaca pada Alim, kita sebenarnya bisa mengubah kelemahan menjadi kelebihan, kekurangan menjadi kekuatan," tutur Khofifah.
Lebih lanjut Khofifah berharap, putera-puteri Jatim bisa mencontoh Alim dan menerapkan mental baja yang ia punya. Semoga, akan lebih banyak anak-anak kita yang dapat mengikuti jejaknya dan membuat bangga keluarga , daerahnya serta bangsanya.
Sebagai informasi, Alim adalah atlet binaan Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Jatim yang saat ini tercatat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.
Paralimpiade Tokyo 2020 bukanlah satu-satunya prestasi yang pernah Alim capai, berbagai prestasi telah berhasil ditorehkannya. Diantaranya yaitu, pada gelaran the 3rd Asian Para Games 2018, ia meraih medali emas untuk bulutangkis ganda putri kelas SL3-SU5, medali perunggu untuk bulutangkis tunggal putri kelas SL4, serta medali perunggu untuk bulutangkis ganda campuran kelas SL3-SU5.
Selain itu, juara 1 (Emas), Indonesia Para Badminton International tahun 2016 di Solo, Juara 2 (Perak), PEPARNAS ke XV tahun 2016 di Bandung, Juara 1 ( Emas), ASEAN Para Games ke 8 tahun 2015 di Singapura, dan Juara 1 ( Emas),Juara 2 ( Perak), Juara 3 ( Perunggu),Pada ajang ASIAN Para Games ke 8 di Singapura tahun 2015 (Piagam Penghargaan Dari KEMENPORA). Serta masih banyak lagi prestasi yang berhasil diraihnya.
Tulisan ini telah tayang di halopacitan.com oleh Rahmat Deny pada 06 Sep 2021
Bagikan