Rabu, 15 Januari 2025 17:05 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA- Beberapa pesawat tanker dikerahkan untuk membantu memadamkan kebakaran besar yang melanda Los Angeles. Salah satu hal yang menarik perhatian adalah bubuk berwarna pink yang dijatuhkan dari pesawat untuk memperlambat laju api.
Menurut para pejabat, ribuan galon bubuk tersebut telah dijatuhkan dalam minggu terakhir sebagai upaya mengendalikan kebakaran. Bubuk berwarna mencolok ini kini menjadi pemandangan umum di wilayah tersebut, menutupi jalan masuk, atap, hingga kendaraan.
Perimeter, perusahaan di balik Phos-Chek, sebelumnya telah menyarankan untuk membersihkan bubuk tersebut segera setelah aman untuk dilakukan. "Semakin lama bahan penghambat mengering, semakin sulit untuk dihilangkan sepenuhnya," kata perusahaan tersebut.
Lantas apa sebenarnya kandungan zat tersebut, dan bagaimana ia membantu memadamkan kebakaran hutan?
Bahan ini sebenarnya tidak hanya digunakan untuk memadamkan kebakaran, tetapi terutama untuk menghambat api merambat ke tempat lain. Penghambat api tersebut adalah produk yang disebut Phos-Chek, yang dijual oleh perusahaan bernama Perimeter.
Zat ini telah digunakan untuk memadamkan api di Amerika sejak 1963. Selain itu juga merupakan bahan penghambat api jangka panjang utama yang digunakan oleh Departemen Kehutanan dan Perlindungan Kebakaran California. Menurut laporan Associated Press zat ini juga merupakan bahan penghambat api yang paling banyak digunakan di dunia,.
Formula pasti Phos-Chek tidak diketahui publik. Hanya saja perusahaan telah mengatakan sebelumnya bahwa produk tersebut terdiri dari 80% air, 14% garam jenis pupuk, 6% pewarna dan penghambat korosi.
Mengenai warnanya, perusahaan tersebut mengatakan bahwa itu adalah alat bantu visual bagi pilot dan petugas pemadam kebakaran."Setelah beberapa hari terkena sinar matahari, warnanya memudar menjadi warna tanah,” katanya.
Bahan penghambat api biasanya disemprotkan di sekitar kebakaran hutan pada tumbuhan. Selain itu juga lahan yang rawan kebakaran guna menghentikan penyebaran api ke area tersebut.
Menurut Dinas Kehutanan Amerika, zat ini memperlambat laju penyebaran dengan mendinginkan dan melapisi bahan bakar, menghabiskan oksigen dalam api, dan memperlambat laju pembakaran bahan bakar. “Hal ini karena garam anorganik zat penghambat mengubah cara bahan bakar terbakar,” kata badan tersebut dikutip BBC Selasa 14 Januari 2025.
Penggunaannya telah menjadi kontroversi di masa lalu karena potensi dampaknya terhadap lingkungan. Gugatan hukum yang diajukan pada tahun 2022 oleh Karyawan Dinas Kehutanan untuk Etika Lingkungan.
Organisasi yang terdiri dari karyawan Dinas Kehutanan AS yang masih bekerja dan yang sudah pensiun ini menuduh badan federal tersebut melanggar undang-undang air bersih negara tersebut dengan membuang bahan kimia penghambat api dari pesawat ke hutan. Dikatakan bahwa bahan kimia tersebut membunuh ikan dan tidak efektif.
Tahun berikutnya, seorang hakim Distrik Amerika setuju dengan para karyawan tersebut, tetapi dalam putusannya mengizinkan Dinas Kehutanan untuk terus menggunakan bahan penghambat tersebut. Tetapi harus mencari izin untuk melakukannya dari Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA).
Kasus ini menarik perhatian masyarakat yang pernah hancur akibat kebakaran hutan di masa lalu. Termasuk kota Paradise, California yang hancur akibat kebakaran pada tahun 2018.
Walikota saat itu, Greg Bolin, memuji putusan hakim tersebut. Dia mengatakan putusan tersebut memastikan masyarakat memiliki peluang untuk berjuang dalam menghadapi kebakaran.
Dinas Kehutanan mengatakan kepada NPR bahwa tahun ini, mereka menghentikan penggunaan satu jenis formula Phos-Chek yang dikenal sebagai Phos-Chek LC95 . Sebagai gantinya mereka menggunakna jenis lain yakni MVP-Fx yang dinilai kurang beracun bagi satwa liar.
Dinas Kehutanan juga memberlakukan larangan wajib untuk menjatuhkan bahan tahan api di area lingkungan yang sensitive seperti perairan dan habitat spesies yang terancam punah. Akan tetapi, ada pengecualian terhadap larangan tersebut, yakni dalam kasus "ketika nyawa manusia atau keselamatan publik terancam."
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 15 Jan 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 15 Jan 2025
Bagikan