5 Tips Menabung ala Orang China Agar Cepat Kaya

Senin, 03 Februari 2025 11:10 WIB

Penulis:Redaksi Daerah

Editor:Redaksi Daerah

5 Kebiasaan Menabung Orang China yang Bisa Anda Tiru Agar Cepat Kaya
5 Kebiasaan Menabung Orang China yang Bisa Anda Tiru Agar Cepat Kaya

JAKARTA – Di era sekarang, banyak orang lebih memperhatikan pengeluaran dibandingkan menabung. Namun, masyarakat China dikenal memiliki kebiasaan menabung yang luar biasa.

Menurut laporan dari vocal.media, tingkat tabungan rumah tangga di China termasuk yang tertinggi di dunia, dengan rata-rata mencapai 45,9% antara tahun 1952 hingga 2021. Lalu, apa rahasia di balik kebiasaan menabung mereka? Simak penjelasan berikut ini.

Tips Menabung ala Orang China

Dilansir dari Blueprint Financial, berikut beberapa kebiasaan dan pola perilaku yang dilakukan orang China, sehingga mereka bisa menabung dalam jumlah besar:

1. Suka Cari Diskon

Berburu diskon bukan sekadar soal membeli dalam jumlah besar, tetapi juga tentang kepuasan dalam menghemat uang setiap item. Namun, perlu diingat bahwa menghemat uang bukan berarti pelit, melainkan berakar pada pengalaman.

Banyak orang China berasal dari latar belakang dengan keterbatasan finansial, bahkan sedikit saja yang dihemat dapat membuat perbedaan besar.

Oleh karena itu, menemukan diskon yang menarik bukan sekadar kebiasaan, tetapi juga keterampilan bertahan hidup yang telah mereka asah selama bertahun-tahun.

2. Fokus pada Karier Berpenghasilan Tinggi

Dalam budaya China, terutama di kalangan keluarga imigran, uang dan prestise bukan sekadar simbol kekayaan—keduanya melambangkan keamanan, rasa hormat, dan peluang untuk mengubah masa depan keluarga dalam satu generasi.

Banyak imigran China memulai dari nol, bekerja tanpa henti demi kehidupan yang lebih baik bagi anak-anak mereka, menjadikan kesuksesan finansial sebagai keharusan, bukan pilihan.

Ronnie Chieng mengungkapkan hal ini dalam acara komedinya, di mana ia bercanda tentang orang tua Asia yang mendorong anak-anak mereka menjadi dokter—bukan hanya untuk membantu orang lain, tetapi juga demi mendapatkan penghormatan dan stabilitas finansial.

Bagi banyak keluarga, profesi dokter dianggap sebagai cara tercepat untuk mengangkat keluarga dari imigran yang berjuang menjadi profesional yang dihormati.

Namun, tekanan besar ini juga bisa memaksa anak-anak untuk mengejar karier yang tidak sesuai dengan minat mereka, yang pada akhirnya dapat menyebabkan stres dan kehidupan yang kurang memuaskan.

Meskipun dorongan ini bisa menghasilkan pencapaian besar, hal ini juga menyoroti tantangan dalam menyeimbangkan kebahagiaan pribadi dengan pencarian status sosial.

Perbedaan budaya ini mencerminkan pandangan yang kontras tentang uang dan kesuksesan. Di Amerika Serikat, fokusnya adalah menikmati hidup saat ini.

Sementara di China, menabung untuk masa depan dan menjaga kemandirian finansial lebih diutamakan. Keduanya memiliki kelebihan masing-masing, tetapi mencerminkan filosofi yang sangat berbeda tentang makna hidup yang sejahtera.

3. Menyeimbangkan Pola Pikir Akan Kelangkaan

Pola pikir kelangkaan adalah sesuatu yang umum di kalangan banyak orang Tionghoa, terutama para imigran, berakar pada pengalaman tumbuh dalam keterbatasan. Ini adalah keyakinan bahwa sesuatu tidak pernah cukup, baik itu uang, peluang, atau keamanan.

Pola pikir ini sering kali muncul dari pengalaman melihat kesulitan finansial, di mana setiap rupiah sangat berarti dan ada kekhawatiran terus-menerus tentang bagaimana mencukupi kebutuhan hidup.

Tumbuh dalam lingkungan seperti itu membuat seseorang sangat sadar dalam pengeluaran, sehingga selalu mencari diskon, dan bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.

Pola pikir ini dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, mendorong kebiasaan finansial yang hati-hati serta rasa syukur yang mendalam terhadap apa yang dimiliki. Inilah alasan mengapa banyak keluarga imigran bekerja tanpa lelah, mengutamakan pendidikan, dan berusaha membangun kehidupan yang lebih baik.

4. Tidak Menabung Berlebihan

Menabung bisa menjadi beban jika didorong oleh ketakutan akan ketidakpastian. Di China, banyak orang cenderung menabung secara berlebihan karena khawatir menghadapi pengeluaran tak terduga, kehilangan pekerjaan, atau tekanan sosial untuk mempertahankan status.

Kebiasaan menabung ini juga dipengaruhi oleh norma budaya, terutama dari keluarga, yang mengajarkan pentingnya menabung untuk kebutuhan besar seperti biaya pernikahan, membeli rumah, atau merawat orang tua di usia senja.

Namun, ekspektasi tinggi terhadap menabung dapat berbalik menjadi sumber stres yang berkelanjutan, karena tidak hanya menabung untuk diri sendiri tetapi juga untuk masa depan keluarga secara keseluruhan.

Selain itu, kebiasaan menabung secara berlebihan dapat merusak perekonomian. Ketika masyarakat lebih banyak menabung dan mengurangi pengeluaran, peredaran uang menurun, aktivitas bisnis melambat, dan risiko deflasi meningkat, yang justru dapat memperburuk kondisi ekonomi.

5. Makan di Rumah

Makan di rumah adalah bagian penting dari budaya China, sekaligus cara untuk menghemat uang dan mempererat hubungan keluarga. Memasak sendiri memastikan makanan tetap segar, sehat, dan sesuai selera, sering kali dengan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan makan di luar.

Di keluarga China, perencanaan makanan dan memasak di rumah sudah menjadi kebiasaan, memungkinkan mereka menikmati hidangan tradisional yang mungkin mahal atau sulit ditemukan di restoran. Sisa makanan juga memiliki peran penting, sering kali dijadikan makan siang keesokan harinya untuk mengurangi pemborosan.

Meskipun makan di luar tetap memiliki tempatnya, terutama untuk acara khusus, lebih sering makan di rumah dapat memperkuat ikatan budaya dan keluarga, sekaligus memberikan penghematan dan kenyamanan dari masakan rumahan.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 02 Feb 2025 

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 03 Feb 2025