141 Kartunis dari 25 Negara Kumpul di Semarang CartoonFest 2025, Wacana Bikin Museum

Sabtu, 08 November 2025 19:42 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

1001007557.jpg
Salah satu kartun yang ditampilkan dalam Semarang CartoonFest 2025 (Soloaja)

SEMARANG (Soloaja.co) – Kota Lama Semarang kembali menjadi pusat perhatian dunia seni visual dengan digelarnya Semarang CartoonFest 2025. Event internasional ini berhasil mengumpulkan sekitar 141 kartunis dari 25 negara, termasuk Irak, China, Rusia, Argentina, Perancis, Jerman, dan Indonesia. 

Pameran internasional ini berlangsung di Gedung Oudetrap, Kota Lama, pada Sabtu dan Minggu, 18–19 Oktober 2025.

Selain pameran yang memamerkan beragam karya bertema sosial dan budaya, acara ini juga diramaikan dengan sesi kartun wajah, workshop, dan puncaknya, Musyawarah Besar ke-36 Persatuan Kartunis Indonesia (PAKARTI).

Karya Dosen ISI Surakarta Soroti Museum Kartun

Salah satu karya yang menarik perhatian adalah karya dosen Prodi DKV FSRD ISI Surakarta, Basnendar Herry Prilosadoso, yang berjudul "Sinar Cahaya untuk Museum Kartun Indonesia".
Karya berukuran A3 yang menggunakan teknik kolaborasi manual dan digital ini menghadirkan figur manusia membawa senter dan buku besar bertuliskan Museum Kartun Indonesia.

Menurut Basnendar, cahaya senter yang disimbolkan dengan logo PAKARTI bermakna bahwa pendirian museum akan menyinari dan memajukan perkembangan Museum Kartun Indonesia ke depannya.

Semarang CartoonFest 2025

Mubes PAKARTI Tekankan Kartun Sebagai Warisan Budaya

Musyawarah Besar PAKARTI yang digelar di sela pameran menjadi tonggak penting. Forum tertinggi kartunis Indonesia ini mengusung gagasan pendirian Museum Kartun Indonesia, bertujuan untuk mengarsip, memamerkan, dan mendidik publik tentang sejarah kartun Indonesia.

“Kartun bukan sekadar hiburan visual, tetapi refleksi sosial dan budaya bangsa. Museum ini bisa menjadi ruang edukasi dan dokumentasi yang sangat strategis bagi generasi muda,” ungkap Abdullah Ibnu Thalhah, Ketua PAKARTI sekaligus kurator pameran.

Dalam forum tersebut, Abdullah Ibnu Thalhah (kartunis asal Semarang) terpilih secara aklamasi menggantikan Agoes Jumianto sebagai Ketua Kepengurusan PAKARTI periode berikutnya. Sosoknya dikenal konsisten memperjuangkan pengakuan kartun sebagai artefak budaya visual bangsa.

Kegiatan yang sukses menyita perhatian pengunjung dan media ini merupakan hasil kolaborasi apik antara Pemkot Semarang, PAKARTI, dan Prodi Ilmu Seni dan Arsitektur Islam (ISAI) UIN Walisongo Semarang.